Petualangan Lintas Masa di Museum Manusia Purba Klaster Ngebung Sangiran
Setelah berkunjung ke
Museum Manusia Purba Klaster Manyarejo dan Klaster Bukuran, kali ini kita akan
jalan-jalan ke Museum Manusia Purba Klaster Ngebung Sangiran. Perlu teman
mama pahami bahwa klaster ini adalah satu dari lima klaster museum yang ada di
wilayang Sangiran. Ada yang menarik perhatian saat kita memasuki area kaster
Ngebung. Sebuah patuh gajah dengan gading yang sangat panjang (gajah purba),
berdiri tegak di taman museum. Awasome!
Museum Manusia Purba Klaster Ngebung ini terletak sekitar 3 km di sebelah utara Museum Klaster Krikilan (Museum Sangiran Yang Utama). Museum yang dibangun pada tahun 2014 ini didirikan di lokasi dengan nilai historis tinggi. Museum Klaster Ngebung mengangkat tema kedatangan peneliti Eropa hingga pengakuan dunia terhadap Situs Sangiran. Ada banyak tokoh penting dalam penelitian baik itu tokoh dari dalam maupun luar negeri yang dapat Jakadara pelajari di klaster museum ini.
Walau tak seluas Museum Klaster Bukuran, kendaraan bermotor dapat parkir dengan nyaman di area museum Ngebung. Kita akan disambut dengan pemandangan yang hijau dan kolam ikan yang bergemericik di dekat lobi. Setelah membayar tiket sebesar Rp8.000/orang kita dapat memasuki museum. Nah, apa saja yang ada di dalamnya? Yuk, kita lihat bersama-sama.
Ruang Diorama
Berbagai daerah memiliki mitos dan legenda terkait asal-usul manusia. Ruangan diorama ini menggambarkan bahwa pencarian bukti ilmiah terus dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ruang Pamer 1
Di sini terdapat informasi tentang para perintis yang mengawali pencarian bukti kehidupan masa lalu. Ada perjalanan Raden Saleh dalam mengawali kegiatan paleontologi di Indonesia dan kunjungan awal JLC van Es beserta GHR von Koenigswald, tokoh yang mengawali kunjungan ilmiah ke Sangiran. Di sini kita bisa membuka perpustakaan elektronik yang berisi berbagai informasi dan enikmati karya masterpiece Raden Saleh.
Ruang Pamer 2
Ruang Pamer 3
Terdapat kronologi temuan sisa manusia di Sangiran. Linimasa temuan juga memperlihatkan jejak penerus penelitian ketika Belanda sudah meninggalkan Indonesia.
Ruang Pamer 4
Di sini diceritakan perjalanan panjang Situs Sangiran untuk dapat mendapat pengakuan dunia, hingga pada tahun 1996 Situs Sangiran menjadi Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Ada satu patung replika gajah purba besar yang terpasang di ruangan ini. Mengagumkan.
Di hari biasa museum buka setiap hari Selasa-Minggu pada pukul 08.00-16.00 WIB. Yuk, ajak keluarga atau teman untuk jalan-jalan ke sini.
14 Komentar
Baca postingan ini jadi mengingatkan saya pelajaran sejarah di masa purbakala, Sangiran adalah salah satu wilayah yang cukup banyak ditemukan zaman pra-sejarah iti
BalasHapusBetul mam. Dan sudah diakui UNESCO
Hapusternyata ada klaster-klaster juga ya. Tahun 2013 sempat ke museum ini tapi ku gak tau masuknya ke klaster yang mana :D
BalasHapusAnak-anak SD dan SMP bisa banget nih kunjungan ke museum ini.
HapusJadi kebayang pelajaran sejarah yg diajarkan di sekolah ya kan.
Ngga "ngawang2"
Wihh masih lanjut terus ya Mba cerita ke situs manusia purbanya. Mantap diulas secara lengkap nih. Belajar sejarah itu emang lebih nyantol kalo liat "real" nya, selain lebih mudah ngerti, nggak bosan juga kalo bacaaa dan didongengin mulu. Hehe..
BalasHapusMengunjungi moseum bersama keluarga adalah salah satu cara yang bagus untuk mengenalkan sejarah perjuangan bangsa ke pada anak-anak. Sayangnya belum ada tanda-tanda covid 19 ini akan berakhir. Selamat sore, Mbak Era. Salam sehat untuk keluarga di sana.
BalasHapusAku tuh suka banget berkunjung ke museum. Pelajaran sejarah jadi nampak menarik. Apalagi kalau ada dioramanya gitu. Sayang di Indonesia, museum seringnya masih jadi tempat yang dikenal serem, dan jarang didatangi.
BalasHapusSudah lama banget ga ke museum. Kayanya aku baru tahu museum ini. Menarik ya sejarahnya
BalasHapusJalan jalan ke museum selalu menyenangkan ya mbak, bisa semakin menambah pengetahuan tentang sejarah masa lalu, apalagi ini tentang sejarah penemuan manusia purba. Pasti menarik sekali.
BalasHapusSayangnya tutup di saat pandemi yaa..
BalasHapusBisa menjadi destinasi wisata yang menarik ini.. mengunjungi klaster Museum Manusia Purba Sangiran.
Jalan-jalan ke museum itu menyenangkan. Omong-omong sebenernya kalau museum bikin event semacam kayak film Night at the Museum itu asyik juga. Tapi masalahnya sekarang lagi pandemi ya.
BalasHapusWah... pengen ke museumnya dan belajar sejarah purbakala, btw sangiran itu daerah mana ya mba?
BalasHapusIni museumnya khusus tentang manusia purba ya, Mbak. Enak juga kalau ada klaster-klaster gini, jadi fokus kalau mau belajar. Semoga suatu hari bisa ke sana ajak anak-anak.
BalasHapusKeren banget ulasan tentang jejak wisatanya mbak. Edukatif buat anak-anak banget nih mbak.
BalasHapus