Yuk, Jalan-Jalan Ke Klaster Bukuran Museum Manusia Purba Sangiran
Saya bersyukur hidup di wilayah eks Karesidenan
Surakarta. Salah satunya karena di daerah ini banyak sekali situs-situs
peninggalan sejarah yang terawatt dengan baik, mudah diakses, berkualitas dan
memiliki fasilitas yang lengkap. Setelah kemarin kita berbincang tentang
Klaster Manyarejo, hari ini kita akan mampir ke Klaster Bukuran.
Di tahun yang sama dengan dibangunnya Museum Manyarejo, pemerintah juga membangun Museum Klaster Bukuran. Letak kedua museum ini tidak terlalu jauh. Jadi, jika teman mama mengunjungi salah satu diantara kedua museum ini, alangkah lebih baik jika sekaligus berkungjung ke museum lainnya karena jaraknya sangat dekat. Museum ini terletak di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Diantara empat klaster Sangiran, klaster Bukuran merupakan klaster terluas kedua karena yang paling luas adalah museum Dayu (menurut saya sih, hihihi..)
Museum Klaster Bukuran terdiri dari dua lantai.
Lantai atas berisi dasar-dasar teori evolusi dilengkapi dengan diorama 3 tipe Homo Erectus yang pernah hidup di pulau
Jawa, sedangkan lantai bawah berisi bukti peninggalan manusia purba yang pernah
ditentukan dalam bentuk replika. Ada sekitar 12 cetakan fosil tengkorak manusia
sehingga Jakadara dapat memahami tahapan perkembangan fisik manusia.
Penguhubung antara lantai atas dan bawah adalah sebuah ramp yang di bagian dindingnya dihiasi dengan ilustrasi berbagai
jenis flora dan fauna yang indah.
Yuk, kita masuk ke dalam Museum Klaster Bukuran,
Ruang Pamer 1 di Lantai Atas
Setelah mengisi daftar tamu di lobi, teman mama akan
diarahkan menuju selasar untuk menuju ruang pamer. Saat melangkah ke ruang
pamer teman mama akan disambut dengan berbagai video tentang keanegaragaman
hayati, adaptasi terhadap lingkungan, dan seleksi alam merupakan beberapa aspek
yang mempengaruhi evolusi.
Ruang Diorama di Lantai Atas
Ruangan ini tidak terlalu luas, di dalamnya terdapat patung
rekonstruksi Homo Erectus berdasar
temuan di Situs Sangiran dan temuan tengkorak di sepanjang Bengawan Solo.
Ruang Pamer 2
di Lantai Bawah
Turun ke lantai bawah kita akan disambut beberapa bilik audio visual
yang menampilkan berbagai kejadian seperti peristiwa terbentuknya bumi maupun
kehidupan di jaman dinosaurus berjaya. Di sini juga terdapat informasi evolusi
biologis dari Australopithecus afarensis sampai
menjadi manusia modern.
Ruang Pamer 3 Lantai Bawah
Evolusi fisik manusia juga meliputi evolusi kognisi
yang meliputi persepsi, organisasi, dan komunikasi. Adapula sistem simbolik dan
artistik yang terbagi 3 tahapan, yaitu pracocok tanam,bercocok tanam, dan tahap
industri. Ada begitu banyak diorama yang menarik untuk disimak. Perpustakaan
elektronik akan membuat Jakadra lebih mudah untuk menerima informasi.
Di hari biasa museum buka pada hari Selasa-Minggu setiap pukul 08.00-16.00 WIB dengan harga tiket sebesar Rp8.000/orang. Sangat terjangkau sekali kan? Jika teman mama memiiki waktu luang, teman mama bisa mengajak keluarga atau teman untuk mengunjungi Museum Klaster Bukuran ini. Penyajiannya yang apik dan ruangan yang sangat nyaman, bisa membuat kita betah berlama-lama di dalam Museum Klaster Bukuran ini.
Yang menarik, bahkan di area luar museum pun terasa
sejuk dan cocok untuk bersantai. Fasiitas seperti toilet dan mushola terdapat
di area luar museum. Yang penting jangan lupa untuk menjaga kebersihan
lingkungan Museum Klaster Bukuran.
Hmmm... Jadi makin penasaran ya. Tapi kita harus bersabar dulu karena sejak memasuki masa pandemi, Museum Manusia Purba Sangiran dan semua Klasternya masih tutup hingga saat ini. Semoga dalam waktu dekat bisa dibuka kembali ya....
Baca juga artikel Menelusuri Jejak Masa Lalu Dengan Wisata Edukasi Ke Klaster Manyarejo Museum Sangiran dan Petualangan Lintas Masa di Museum Manusia Purba Klaster Ngebung Sangiran.
Salam Hangat,
sapamama
18 Komentar
Tentang Sangiran ini saya dulu dengarnya dari guru-guru Sejarah.
BalasHapusMenarik ya di museum Klaster Bukuran, bilik audio visual sudah ada. Kekinian jadi anak sekarang bisa belajar dengan asyik.
Betul mam, jika pernah mengunjungi museum Sangiran di medio 2000an awal, pasti pangling dengan Sangiran yang sekarang. Makin maju, menarik bagi wisatawan domestik, dan layak untuk disajikan kepada wisatawan luar.
HapusMupeng bangeeett ke sini.
BalasHapusBiar anak2 bisa belajar dgn mantab jiwa, kan udah lihat bentukan aslinya :D
Duh, ternyata masih tutup selama pandemi yak
Iya mam, masih harus bersabar. Kada iri sama emol, emolnya udh boleh didatangi anak2, museumnya malah belum
Hapus
BalasHapusZaman sekarang, berkunjung ke museum bersama keluarga khususnya anak-anak, merupakan pilihan yang tepat. Supaya mereka tidak melupakan sejarah dan asal-usulnya sebagai makhluk Ciptaan Tuhan yang sempurna. Terima kasih ulasannya Mbak Era. Inspiratif dan bermanfaat.
Betul mam. Terima kasih sudah berkenan mampir 😊
HapusSaya kalau ke Karanganyar lewat Sragen lihat tulisan penunjuk jalan Musium Sangiran ini mbak, tapi belum pernah berkesempatan mampir. Penasaran juga sebenarnya, musium manusia purba ini seperti apa dalamnya, ternyata bagus ya. Semoga lain waktu ada kesempatan untuk mampir bareng anak2.
BalasHapusKapan-kapan disempatkan mampir mba, terlalu sayang jika dilewatkan 😊
HapusApakah pas hari biasa pas buka (sebelum pandemi), museumnya selalu ramai, Mbak? Kayaknya sih iya ya, sampai dibuat masih tutup kayak sekarang.
BalasHapusDuh, jadi kangen Jawa mbak era, sudah setahun belum pulang kampung ni karena coronce. Belum pernah singgah ke museum itu meskipun dari Jawa, karena kalau pulang dari tanah rantau cuma sebentar aja jadi gak sempat plesir, huhu
BalasHapusWahh jd ingat saya prnah kesana bertahun lalu, keliatan'y skrg lebih rapi ya..
BalasHapusMuseumnya bagus ya Mbak, bersih, rapi. Padahal museum manusia purba. Mudah-mudahan suatu hari nanti berkesempatan berkunjung ke sini.
BalasHapusPaling suka sama museum yang ada fasilitas audio visualnya. Jadi kesannya interaktif gitu ya, Mbak. Saya belum pernah singgah ke museum yang Mbak ceritakan ini. Padahal beberapa kali ke Surakarta walau sebelum pandemi sih. Ini kunjungannya pas pandemikah? Pas masuk ada pembatasan pengunjung gak, Mbak? Saya jadi kangen ke museum juga nih.
BalasHapusSuka.. Museum zaman now makin menarik ya.. Semoga generasi muda menjadikan ini salah satu tujuan mereka travelling
BalasHapusKak ini di Surakarta solo? Lho kemana saja saya kog ketinggalan ada museum secantik ini belum kesana... Hihihi semoga kelak ada rezeki bisa berwisata kesana
BalasHapusMuseumnya indah sekali...
BalasHapusKalau full color dan interaktif gini, anak-anak pasti suka.
Keren sekali Museum Manyarejo.
Baru tahu bener aku di surakarta ada museum ini ya mba. Padahal thn 2019 aku ke surakarta. Mudahan pandemi segera berakhir agar bisa main2 ke sana lagi
BalasHapusMenarik sekali musiumnya kak, cocok untuk edukasi bersama anak ya. Penampakannya bukan kayak musium ya. lebih cantik dan elegan.
BalasHapus