Menelusuri Jejak Masa Lalu Dengan Wisata Edukasi ke Klaster Manyarejo Museum Sangiran
Museum situs Manyarejo dibangun pada tahun 2013.
Letaknya di Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Museum ini
didirikan sebagai apresiasi terhadap peneliti dan masyarakat Sangiran yang
telah menghasilkan penemuan besar dan penting bagi situs Sangiran. Dahulu
masyarakat mengira bahwa tulang belulang yang berserakan adalah Balung Buto,
tulang raksasa yang telah mati. Kisah Balung Buto menceritakan pertarungan
Raden Bandung dan para raksasa dan telah menjadi mitos yang tumbuh dikalangan
masyarakat.
Namun sejak kedatangan Von Koenigswald pada tahun
1934 masyarakat mulai memahami tentang keberadaan fosil dan makin mengenal
nilai sejarahnya. Sejak saat itu hingga masa kemerdekaan, bahkan saat ini penduduk
lokal dan peneliti masih menjalin hubungan yang erat.
Museum Manyarejo memiliki konsep yang cukup unik.
Saat memasuki Museum Manyarejo, kita akan merasakan atmosfer “rumah sendiri”. Interior
dari kayu dan gebyog bambu menggambarkan
rumah warga yang terbuka dan siap menyambut siapapun untuk bertamu. Lalu apa
saja yang ada di dalam Museum Manyarejo?
Ruang Pamer
Di dalamnya terdapat informasi linimasa penelitian
Sangiran sejak jaman dahulu lengkap dengan institusi peneliti, dan arkeologi publik.
Legenda Balung Buto juga ditampilkan di secara terperinci.
![]() |
Serpihan-serpihan tulang di ruang display Museum Manyarejo |
Display Kotak Ekskavasi
Di sisi luar terdapat kotak ekskavasi arkeologi yang
dibuka sebagai materi informasi kepada pengunjung untuk memberikan gambaran
tentang proses pengumpulan data.
![]() |
Siapapun bisa memiliki akses ke ruangan ini, mohon jaga kebersihan ya... |
Kantor Pengelola
Layaknya museum yang lainnya, Museum Manyarejo juga
dilengkapi dengan kantor pengelola dengan desain minimalis di ujung kawasan
museum.
Di hari biasa museum buka pada hari Selasa-Minggu setiap pukul 08.00-16.00 WIB dengan harga tiket sebesar Rp8.000/orang. Namun, di masa pandemi ini, hingga artikel diterbitkan, Museum Sangiran dan seuruh klasternya masih tutup dan belum melayani pengunjung. Jadi, harap bersabar ya...
Salam Hangat,
sapamama
17 Komentar
Saya pernab nggak sengaja ke museum ini. Asyik ya ternyata kebetulan sama anak-anak waktu itu, jadi bisa buat pembelajaran.
BalasHapusSemacam hidden gem ini mba, hehehe...
Hapusmuseumnya di mana ini ya? di kota mana? sukaa deh sama museumnya.. di palembang udah dijelajahin semua saatnya di luar kota pula
BalasHapusHuhuu... Sudah baca artikelnya belum kak? Sudah saya jelaskan di kalimat pertama, paragraf pertama
HapusWah dengan cuma 8k udah bisa masuk ke Museum Manyarejo ya mba, jadi tau peninggalan sejarah khususnya tentang Sangiran.
BalasHapusSemoga secepatnya bisa buka kembali ya mba ☺️
Aaamiin...
HapusWah aku belum berkesempatan ke sini nih..jadi penasaran deh. Trmksh ya mba..
BalasHapusSama-sama. Terima kasih berkenan mampir
HapusAkuntuh klo dengar sangiran inget pelajaran sejarah. Area yg memang cukup banyak ditemukan peninggalan dan fosil zamam prasejarah
BalasHapusBetul mam. Sangiran sendiri sudah di akui oleh UNESCO lho...
HapusWah aku juga suka nih ke tempat wisata sejarah, dapat pengetahuan baru ya mbak. Semoga tetap dijaga kelestariannya
BalasHapusAamiin
HapusAku tuh kalau baca gini sambil ingat zaman sekolah ingat buku sejarah. Dengar Sangiran tapi belum sampai sana. Nice info mba
BalasHapusMakasih udah mampir, kapan2 sempetin main ke Sangiran mam, hehe
HapusMenjelajah ke masa lalu melalui peninggalan-peninggalan bersejarah ini menyenangkan yaa...Aku suka kadang merinding kalau ke bangunan aslinya yang belum banyak di renov.
BalasHapusMungkin karena ada pengaruh lighting ya mam, hehehe
HapusOh aku pernah baca tuh cerita ttg Balung Buto yg bertarung dg Raden Bandung.
BalasHapusBtw, ini gak ada foto bangunan museumnya ya?
Pengen liat euy.