Dia terlihat sangat sibuk sekali, mondar-mandir ke sana kemari kayak engga ada capeknya, padahal sedang berbadan dua. Itulah teman baruku, namanya Triana Rahmawati. Aku masih belum terlalu mengenalnya. Pertemuan pertama kami terjadi saat kami berdua didapuk meliput kegiatan komunitas.

Sejak saat itu kami belum pernah bertatap muka lagi, sebatas bertemu di ruang obrolan media sosial. Tria, sapaan akrabnya, kerap membagikan konten-konten yang inspiratif, branding sebagai alpha women membuatnya unik dan menarik.

Dan ternyata teman saya ini membuktikan bahwa ia tak sekedar alpha women yang cekatan, tetapi ia memiliki peran yang penting bagi masyarakat. 


Aksi Sosial dari Celetukan di Angkringan

Suatu sore di bulan Ramadan Tria muda membeli makanan di angkringan yang terletak di dekat kampusnya. Tiba-tiba ada seseorang yang melantunkan adzan. Ia pun terperanjak, segera bertanya kepada sang penjual angkringan, "Bu, apakah betul sudah waktunya berbuka?"

Sang penjual pun menjawab dengan entengnya, "Tidak perlu dihiraukan mbak, itu orang stres."

Ilustrasi Triana sedang di angkringan oleh Gemini AI

Mungkin banyak dari kita yang kerap menjadi sosok Tria, dikejutkan oleh suatu kejadian yang melibatkan orang asing dan mendapati bahwasanya sosok tersebut ternyata memiliki masalah kejiwaan sehingga terpinggirkan oleh masyarakat. Ada tapi dianggap tidak ada. Apa yang dilakukan, tidak dipedulikan.

Kebanyakan dari kita hanya melihat fenomena itu sambil lalu, kemudian kembali pada rutinitas masing-masing. Namun tidak dengan Triana. Dari pertemuan singkat itu, batinnya berkecamuk. Sosok yang dianggap stres, gila, gangguan jiwa itu manusia lhooo. Dia layak untuk diakui keberadaannya.


Mendirikan Griya Schizofren untuk Mewadahi Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK)

Pada 10 Oktober 2012 Tria muda dan kedua temannya, Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari mendirikan komunitas Griya Schizofren. Melalui gerakan ini Tria ingin memberikan interaksi dan dukungan bagi ODMK, khususnya penderita skizofrenia, guna mengatasi kesepian dan mengedukasi masyarakat agar tidak mengucilkan mereka.


Melalui Griya Schizofren Tria bertekad untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang skizofrenia dan menyediakan lingkungan yang mendukung bagi penderita, walaupun tidak bisa pulih total.

Filosofi Griya Schizofren : Social, Humanity, dan Friendly.

Awal aktivasi Giya Schizofren tentunya tak mudah bagi Tria dkk yang tidak memiliki latar belakang kedokteran ataupun psikologi. Dikejar-kejar tanpa sebab atau harus menghadapi amukan ODMK tidak membuat semangat Tria surut. Dengan latar belakangnya di bidang Sosiologi, Tria justru menemukan pendekatan yang humanis bagi ODMK. Di Griya Shizofren ODMK diajak untuk melakukan beragam aktivitas seperti menyanyi, mengaji, mewarnai, mendongeng, serta mengajarkan berbagai ketrampilan. Sederhana saja, misalnya menyanyi Balonku, Pelangi, atau lagu-lagu khas anak lainnya. 

Aktivitas ODMK di Griya PMI Peduli yang diaktivasi oleh Griya Schizofren


Aktivitas Griya Schizofren bersama relawan dan ODMK

Siapa sangka gerakan yang diawali dari sebuah tugas kuliah ini dapat berkembang hingga sekarang dan sudah melibatkan puluhan sukarelawan. Saat ini mereka memiliki jadwal rutin di Griya PMI yang merupakan titik aktivitas Griya Schizofren. Setiap satu minggu sekali Griya Schizofren mengadakan Fruit Day dan Art Therapy untuk ODMK.


Mengajak ODMK Lebih Berdaya

Enam tahun konsistensi mampu membuahkan inovasi. Pada Mei 2018 Tria dkk mewadahi karya ODMK dan meningkatkan value-nya dalam bentuk Schizo Store. Schizo Store merupakan mimpi sosial mereka tentang kemandirian ekonomi bagi ODMK. Tidak bisa dipungkiri, kemampuan ekonomi akan melahirkan kemandirian, kepercayaan diri, dan kebahagiaan. Selama ini ODMK di anggap tidak mampu berkegiatan untuk menghasilkan uang, tidak berdaya, bahkan dianggap berbahaya. Schizo Store menjual berbagai produk seni dan keuntungannya digunakan untuk membangun kemandirian ODMK yang berada di Griya PMI Peduli.


Membangun kemandirian dengan kewirausahaan.

Pada tahun 2020 Griya Schizofren mengembangkan Schizo Store dalam aksi Heart Project yang kemudian kembali ditingkatkan menjadi jenama souvenir korporasi Solvenesia pada tahun 2023.


Tim Solvenesia

Solvenia memiliki 3 nilai utama yaitu terapi, edukasi, dan ekonomi.

  • Terapi

Menggunakan terapi menggambar untuk merangsang kreativitas, mengurangi stres, membantu ekspresi diri ODMK, dan membangun interaksi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

  • Edukasi

Solvenesia mengedukasi masyarakat bahwa ODMK dapat berdaya melalui produk souvenir sekaligus sebagai media komunikasi untuk mengkampanyekan #UraiStigma.

  • Ekonomi

Keuntungan Penjualan produk souvenir akan disalurkan kepada ODMK sebagai upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan hidup.


Bagaimana Tria Bisa Konsisten di Dunia Sosial

Aksi sosial tentu berbeda dengan kegiatan yang berbasis bisnis. Dalam aksi sosial, sering kali kita harus menginvestasikan energi, pikiran, ide, tanpa berharap mendapatkan keuntungan finansial. Meskipun menginisiasi jenama Solvenesia, tetapi hasil penjualan didedikasikan kepada ODMK, bukan untuk kantong pribadi.

“Kejarlah akherat, maka dunia mengikuti”

Itulah nasehat yang diberikan oleh almarhum ibunda Tria saat berpulang pada 2012 lalu. Tentu berat saat harus melepaskan salah satu sosok yang penting bagi kehidupannya. Namun, meninggalnya ibunda  menyisakan makna mendalam, bahwa dunia hanya sementara, tak ada satu pun yang dibawa 'pulang', semua ditinggal. Maka sejak saat itu Tria mendedikasikan hidupnya pada aktivitas sosial.

Ilustrasi Gemini AI seorang anak perempuan memeluk hangat bunda tercinta.

Bagi Tria, hidup adalah tentang memberi, SEBANYAK-BANYAKNYA!

Hidup juga tentang perjuangan. Ada 3 hal yang Tria perjuangkan selepas sang ibunda berpulang.

  1. Menjadi anak yang shalih/ah
  2. Mengamalkan ilmu yang bermanfaat
  3. Beramal jariyah

Kegiatannya bersama Griya Schizofren merupakan aksi nyata untuk memberikan manfaat bagi sesama sehingga menjadi amal jariyah. Karena sejatinya rejeki tak hanya berupa uang semata, tapi ada banyak hal yang bisa kita syukuri sebagai rejeki yang luar biasa dari Yang Maha Kuasa.


Sosok Inspiratif Itu Temanku!

Semakin mengenalnya, sosok Tria memang luar biasa. Ternyata benar jika Tuhan kan membukakan jalan rejeki bagi hambanya yang tulus. Entah berapa puluh artikel menuliskan inovasi sosok Triana Rahmawati bersama Griya Schizofren. Bahkan gerakan positif yang ia buat ini mendapatkan penghargaan luar biasa dari ASTRA INDONESIA. Ya, Tria bersama 6 pemuda lainnya menyabet penghargaan sebagai Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards dari Astra pada tahun 2017.

Tria (berhijab hitam) bersama rekan Pemenang Apresiasi Satu Indonesia Awards 2017
Sumber foto: carvaganza

Tria memperoleh apresiasi dari Astra di bidang Kesehatan. Can you believe it? Seseorang tanpa gelar di bidang kesehatan ternyata bisa memiliki gerakan dengan dampak nyata di dunia kesehatan. Berawal dari sebuah kalimat sederhana di sebuah angkringan, yang bagi sebagian besar orang diabaikan, justru menggerakkan Tria membuat perubahan!

Satu lagi yang membuatku angkat topi, Tria mendonasikan semua hadiah senilai puluhan juta yang ia dapatkan dari kompetisi ini untuk warga Griya Schizofren. 

Rejeki ini aku dapatkan karena mereka, jadi aku kembalikan semuanya untuk kebermanfaatan warga ODMK di Griya PMI Peduli.

Sederhana, tapi engga semua orang bisa. Ya, yang bisa melakukan hal itu adalah temanku, Triana Rahmawati, inisiator Griya Schizofren di kota Surakarta.


Yang Bisa Aku dan Kamu Lakukan untuk Mengikuti Jejak Tria dan Griya Schizofren

Sekarang ini ada banyak sekali komunitas yang ada di Indonesia. Aku pun aktif dalam sebuah komunitas keluarga. Aku kerap mempertanyakan, kenapa ya, sulit sekali untuk mendapatkan dukungan untuk merealisasikan ide sosial?

Bisa jadi, ide yang aku tawarkan kurang menarik.

Bisa jadi, ide yang aku tawarkan sudah dilakukan oleh banyak orang.

Bisa jadi, ide yang aku rencanakan kurang memiliki dampak.

Bisa jadi, aku belum tulus dalam merealisasikan ide sosialku.


Dari Tria aku belajar, sepertinya aku perlu mengambil jeda dan memikirkan kembali tentang tujuan dari aksi sosialku. Merefleksikan diri dan belajar lagi tentang makna memberikan manfaat kepada masyarakat. Belajar untuk menjadi pribadi yang tulus dan ikhlas dalam sikap dan perbuatan.

Aku berharap, aku dan teman-teman lainnya bisa mengikuti jejak Tria dan Griya Schizofren untuk membawa manfaat bagi sesama. Siapa tahu, kami bisa menyusul Tria untuk menjadi Penerima Anugrah Satu Indonesia Awards berikutnya. #SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia


Salah Hangat,

sapamama

2 Komentar

  1. Loh griya schizofren ini ada di solo ya mba?? waaa kemana aja aku yang warga solo malah gak tau tentang kegiatan sosial ini :(
    Sebuah dedikasi yang luar biasa sie menurutku ini..membantu orang2 yang sering tidak dianggap menjadi lebih bermartabat dan berdaya guna, semoga semakin banyak yang bisa iikut terlibat dalam kegiatan seperti ini sehingga semakin banyak juga yang akan terbantu nantinya

    BalasHapus
  2. Speechless..keren banget Tria, salut padanya yang telah menjadi inisiator dan pendiri Griya Schizofren yang bertujuan memanusiakan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dengan menghilangkan stigma dan mengajak mereka berkarya serta dan mengajak masyarakat untuk peduli serta membantu memanusiakan mereka.

    BalasHapus