Kampung Berseri Astra Desa Wisata Sidowarno, Pusat Pelestarian Wayang Kulit di Tepi Kota Solo
Desa Wisata Sidowarno, Wonosari, Klaten hanya berjarak 11,3 km dari balai kota Surakarta. Dan siapa sangka ternyata desa tersebut merupakan hidden gem yang luar biasa karena menjadi salah satu tempat pelestarian budaya wayang kulit, salah satu cagar budaya tak benda UNESCO.
Lebih Dekat dengan Desa Wisata Sidowarno
Saat memasuki Desa Wisata Sidowarno kita akan disambut dengan sebuah gapura besar yang terbuat dari bambu. Ternyata gapura ini merupakan hasil gotong royong masyarakat, lho ... Meski ukurannya besar, karena kerja sama warga yang apik, gapura ini dapat diselesaikan dalam kurun waktu kurang dari 1 (satu) minggu. Hal ini tentu merupakan salah satu contoh realisasi visi Desa Sidowarno, yaitu “Mbangun Deso Bareng Wargo” (“Membangun Desa Bersama Warga”).
Dua gapura desa yang dibuat dengan gotong royong dan menggunakan bahan lokal. |
Sejak tahun 2019 Desa Wisata Sidowarno dibimbing oleh Astra sehingga memiliki status sebagai Kampung Berseri Astra. Jadi, jangan heran kalau dibandingkan dengan desa lain pada umumnya, Desa Wisata Sidowarno terlihat istimewa. Lingkungannya bersih, rapi, tertata, dan terstruktur. Tak hanya itu, program-program yang ditawarkan oleh Desa Wisata Sidowarno sudah matang dan terkonsep dengan baik.
Joglo Omah Wayang yang diresmikan Menteri Parekraf, Sandiaga Uno. |
Program Wisata di Desa Wisata Sidowarno
Desa Wisata Sidowarno merupakan desa wisata yang memiliki berbagai jenis aktivtas budaya, utamanya untuk produksi wayang kulit dan seni kerajinan kulit. Di Desa Wisata Sidowarno kita bisa mempelajari berbagai tahapan yang dibutuhkan dalam pembuatan wayang kulit. Sistem kerja di desa ini para pengrajin bekerja di rumah masing-masing. Ilmu pembuatan wayang kulit pun mereka dapatkan secara turun-menurun dari pengrajin sebelumnya, entah orang tua, kerabat, atau tetangga.
Berikut ini adalah beberapa program yang bisa kita pelajari di Desa Wisata Sidowarno:
Workshop Ngerok
Ngerok adalah tahapan awal dalam pembuatan wayang kulit. Proses ngerok adalah proses menghilangkan bulu, menipiskan kulit, dan menghaluskannya. Kulit yang digunakan untuk bahan baku wayang kulit adalah kulit kerbau. Pak Suraji, kepala pemandu wisata di Desa Sidowarno menuturkan bahwa mereka mendapatkan kulit kerbau dari Nusa Tenggara Timur (NTB) yang biasanya diambil di daerah Banyudono, Boyolali. Harga kulit kerbau sekitar Rp80.000/kg dan satu lembar kulit kerbau biasanya berkisar 11kg.
Proses ngerok membutuhkan waktu 1-2 hari tergantung ukuran kulit. Pembuatan wayang kulit harus menggunakan kulit kerbau karena jika menggunakan kulit hewan lain hasilnya mudah bergelombang/berlipat-lipat. Dalam proses ini juga menghasilkan residu kulit kerbau, masyarakat menggunakan residu ini untuk pupuk tanaman.
Workshop Natah
Kiri: proses natah, Kanan: proses sunggingan |
Tatah atau natah adalah teknik yang bertujuan untuk membuat lubang yang menjadi pembatas bagian-bagian dari wayang kulit. Diperlukan teknik khusus, kesabaran dan ketelitian agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Workshop Sungging
Sungging atau sunggingan adalah istilah pewarnaan wayang. Warna yang digunakan merah,kuning, hijau, dan gradasi warna muda dengan warna tua, batas antara warna muda dan warna tua, setiap tingkatan warna tampak jelas batasnya. Beberapa pemesan meminta penggunaan warna emas untuk kulit karakter wayang kulit, proses ini disebut dengan proses amrada.
Selain aktivitas budaya terkait dengan wayang kulit, ada juga beberapa aktivitas yang menarik lainnya. Konsepnya sama seperti pengrajin wayang kulit yang bekerja di rumah masing-masing, sehingga kita perlu mobilitas untuk berkunjung ke satu tempat workshop ke tempat lainnya. Ada apa saja ya?
Workshop Kaligrafi
Berbeda dengan wayang kulit, untuk komoditi kaligrafi di Desa Wisata Sidowarno menggunakan kulit kambing Jawa. Produk ini dipasarkan untuk domestik dan ekspor.
Workshop Payet Beskab dan Kebaya Tradisional
Siapa sangka jika seniman payet yang menghiasi beskap dan kebaya pernikahan wapres terpilih ada di dekat kita. Seniman tersebut adalah pak Mardi dari Desa Wisata Sidowarno.
Kiri: Proses payet sebuah kebaya pengantin, Kanan: Bersama seniman payet Bapak Mardi. |
Salah satu hasil payet untuk kebaya pernikahan putri RI-1 yang di reject masih disimpan hingga saat ini, bahkan saya dan teman-teman juga ikut memgang dan melihat detail payetnya. Indah!
Jemparingan/Panahan
Untuk menambah experience dalam memanah, kita bisa menyewa kostum tradisional lho, pasti memanah semakin seru ya!
Workshop Jamu
Jamu yang disediakan di workshop ini beragam, mulai kunyit asam, beras kencur, asem, sirih, dll. Jadi kita bisa memilih jamu favorit sesuai keinginan kita.
Paket Wisata di Desa Wisata Sidowarno
Jika teman-teman memiliki rencana office gathering, community gathering, atau wisata bersama keluarga besar, maka saya sangat merekomendasikan Desa Wisata Sidowarno. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa paket wisata yang dapat kita pilih:
PAKET AMERTA (mulai Rp40.000/org)
Biaya tersebut berlaku untuk rombongan dengan minimal 20 orang
- Workshop Ngerok
- Workshop Natah
- Workshop Sungging
- Praktek melukis Wayang Kertas
- Pemandu
PAKET GANESHA (mulai Rp55.000/org)
Biaya tersebut berlaku untuk rombongan dengan minimal 20 orang
- Senjangi (dipinjami kain tradisional)
- Workshop Ngerok
- Workshop Natah
- Workshop Sungging
- Praktek melukis Wayang Kulit 10x10cm
- Pemandu
PAKET BATHARA WISNU (mulai Rp130.000/org)
Biaya tersebut berlaku untuk rombongan dengan minimal 30 orang
- Senjangi (dipinjami kain tradisional)
- Workshop Ngerok
- Workshop Natah
- Workshop Sungging
- Praktek melukis Wayang Kulit 10x10cm
- Jemparingan/panahan
- Jamu
- Makanan tradisional
- Pemandu
Kalau mau a la carte atau add on, maka kita bisa menambahkan beberapa opsi kegiatan dengan rincian sebagai berikut:
- Jemparingan Rp15.000;
- Kostum wayang Rp20.000;
- Jamu Rp10.000;
- Makanan tradisional Rp10.000;
- Makan siang di pemancingan Rp45.000;
- Makan siang biasa Rp30.000;
- O-Trans (sepeda kebo/becak) Rp15.000;
- Tari-tarian Rp10.000;/orang dengan jumlah rombongan minimal 30 orang
Desa Wisata Sidowarno juga menawarkan paket Homestay bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman lebih nyata menjadi bagian dari masyarakat. Tarif yang ditawarkan Rp165.000/hari/orang sudah termasuk 3x makan. Menarik kan?
Tak lupa disediakan toko souvenir untuk membeli pernak-pernik dan hasil kerajinan Desa Wisata Sidowarno dengan berbagai pilihan dan harga yang variatif. Ada hiasan dinding, gantungan kunci, pembatas buku, kaos, dll. Harga mulai antara Rp10.000-100.000, jadi kita bisa memilih sesuai budget kita.
Untuk info lebih lengkap bisa langsung menghubungi melalui instagram @desawisatawayang ya ...
Fun Fact Desa Wisata Sidowarno
Desa Sidowarno memiliki wilayah yang cukup luas. Yang menarik, di tengah desa terdapat sungai yang unik dan biasa disebut oleh masyarakat sebagai Kali Mati. Kok bisa? Dahulu, Sungai Bengawan Solo melintas di tengah Desa Sidowarno, tetapi sayang dengan adanya aliran sungai ini menyebabkan sering terjadi banjir di Desa Sidowarno. Lalu pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1990 dilakukan proyek pelurusan sungai Bengawan Solo. Aliran sungai yang awalnya berkelok kini menjadi lurus dan tidak melewati desa. Sejak saat itu masyarakat di Desa Sidowarno tidak lagi terkena bencana banjir. Hingga saat ini bekas sungai Bengawan Solo masih membelah desa. Banyak tumbuhan enceng gondok yang menutupi permukaannya dan menjadi pemandangan unik bagi wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Sidowarno.
Kalau teman-teman punya kisah menarik tentang Kampung Berseri Astra di wilayah teman-teman, yuk, ikutan Lomba Foto dan Anugerah Pewarta Astra 2024. Abadikan keindahan budaya Indonesia dalam sebuah foto atau tulisan, siapa tahu karya teman-teman bisa menginspirasi siapa pun yang ada di luar sana untuk berkarya dan berinovasi untuk negeri.
#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia
Salam Hangat,
sapamama
Sumber tulisan:
Kunjungan ke Kampung Berseri Astra: Desa Wisata Wayang Sidowarno
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=6875
0 Komentar