Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Menurut sensus yang dilakukan BPN pada tahun 2010, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Agama dan kepercayaan pun ada beragam, Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan penghayat kepercayan yang dikenal sebagai agama asli di nusantara. Sebut saja Kejawen, Sunda Wiwitan, Kaharingan, Marapu, dll.


Dengan banyaknya suku bangsa, agama, dan budaya daerah yang dimiliki bangsa ini, tentu membuat Indonesia memiliki berbagai produk budaya. Bahkan, dunia pun mengakui beberapa produk budaya Indonesia sebagai world intangible heritage atau warisan budaya tak benda dunia.


Produk-produk budaya yang sudah diakui tersebut antara lain Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009), dan Angklung (2010). Lalu ada Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Bali (2015), Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), Gamelan (2021), dan yang terbaru adalah Jamu (2023). Untuk kebaya, hingga saat ini masih melalui rangkaian proses untuk bisa diakui sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia.

Beberapa contoh produk budaya Indonesia

Keren banget  ya, budaya Indonesia. Dengan kesadaran akan adanya beranekaragam budaya Indonesia, semoga dapat menumbuhkan kebanggaan dan memperdalam kecintaan akan budaya Indonesia.


Bersatu melalui Budaya? Kenapa Nggak? Ini Faktanya!

Saking banyaknya budaya yang kita miliki, kadang kita tidak sadar bahwa keberadaan produk budaya ini ternyata bisa menjadi, atau malah sudah menjadi perekat kerukunan antar masyarakat.

Beberapa produk budaya yang akan dibahas secara khusus.


Ada apa saja?

Filosofi Hindu di Rumah Ibadah Islam

Arsitektur merupakan salah satu aspek yang lekat dengan kehidupan kita, misalnya saja arsitektur rumah tinggal dan rumah ibadah. Karena kami berlokasi di kota Solo, maka dalam artikel ini yang akan diangkat adalah arsitektur Jawa.

Bangunan tradisional Jawa secara umum dibagi menjadi 4, yaitu jenis rumah kampung yang digunakan oleh mayoritas masyarakat. Rumah limasan, digunakan oleh para saudagar, pegawai pemerintahan, dan orang dengan strata yang lebih tinggi dari masyarakat biasa. Ada rumah Joglo, untuk raja dan keluarga raja, ndalem kepangeranan beserta keturunannya, para ksatria, keluarga besar raja. Dan terakhir bangunan dengan atap tajuk untuk makam dan tempat ibadah. Ujung atap menggunakan bentuk prisma menuju titik hilang yang bermakna kembali kepada sang pencipta, nir, atau kosong.

Salah satu masjid dengan arsitektur Jawa beratap tajuk di kota Solo, Masjid Agung Surakarta

Foto:Canva


Atap tajuk merupakan atap tiga susun yang ternyata mengadaptasi konsep dari agama Hindu yang menggambarkan 3 alam,
  • Bhurloka: Alam bawah
  • Bhurvaloka: Alam manusia
  • Svarloka: Alam leluhur
Jadi secara secara arsitektur, ada penggabungan fungsi dan filosofi dari beberapa agama yang berbeda, ada konsep filosofi agama Hindu dengan fungsi sebagai rumah ibadah agama Islam.


Asal Muasal Stigma Negatif Keris

Keris awal mulanya adalah simbol agama, maka pertama kali digunakan pada upacara makundhur, yaitu suatu upacara ketika seseorang ingin menghibahkan tanahnya untuk bangunan agama, lalu ditandai dengan keris. Maka sejak awal keris memang selalu untuk menopang agama. Sayangnya setelah adanya kitab Paparaton pada abad ke-14/15 yang bercerita tentang keris Empu Gandring, dimana keris yang dipesan oleh Ken Arok digunakan untuk membunuh Empu Gandring dan merebut kekuasaan Tunggul Ametung dan istrinya, Ken Dedes.

Berbagai jenis keris di ruang pameran Museum Keris Brojobuwono

Foto: Dok. Pribadi


Kisah dalam kitab Pararaton ini melahirkan stigma negatif keris dari yang awalnya sebagai penopang agama menjadi alat untuk membunuh atau membawa bencana. Jika dicermati kembali, dalam kitab Pararaton menceritakan dimana Empu Gandring ditikam saat berbicara santai (ngobrol), sedang Tunggul Ametung ditikam saat tidur, dan Anusapati ditikam saat sedang adu ayam. Jadi, bisa dilihat bahwa di sini secara teknis, keris bukan sebagai senjata karena tidak terjadi pertarungan.


Oleh karena itu, dalam diplomasi internasional keris dipilih sebagai buah tangan karena keris adalah karya cipta budaya dimana keris memiliki makna nilai, merupakan simbol manusia sejati dimana sebagai manusia sejati seorang manusia harus memiliki agama dan kepercayaan, harus mampu untuk memimpin, dan memiliki rasa tanggung jawab.


Mengenal Wayang Beber: Wayang yang Hampir Punah

Meskipun wayang sudah diakui sebagai warisan tak benda oleh UNESCO, tetapi ada salah satu jenis wayang yang hampir punah, yaitu wayang beber. Wayang beber sendiri merupakan bentuk wayang dua dimensi. Dalam pertunjukan wayang beber, seorang dalang akan membentangkan lembaran wayang yang didalamnya sudah tergambar kisah pewayangan. Ketika dalang sudah selesai menuturkan kisah dalam satu lembaran, lembaran tersebut akan digulung dan dilanjutkan dengan lembaran lainnya. Dalang menuturkan cerita mulai bagian pra adegan, di tengah-tengah adegan, dan setelah adegan selesai.

Replika Wayang Beber Remeng Mangunjaya di ruang pameran Museum Keris Brojobuwono

Foto: Dok. Pribadi


Di dalam Museum Keris Brojobuwono terdapat replika wayang beber gaya Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, yaitu wayang beber Remeng Mangunjaya. Wayang beber yang memiliki total 8 gulungan ini memuat cerita Jaka Tarub, cerita Syech Bakir, cerita peperangan antara Resi Puyung Aking melawan Kyai Remeng. Salah satu hal yang menarik dari kisah dalam wayang ini adalah pertarungan antara Syekh Subakir dengan Sabdo Palon yang berakhir seri hingga menghasilkan perjanjian damai diantara keduanya. 

Replika Wayang Beber Remeng Mangunjaya di ruang pameran Museum Keris Brojobuwono

Foto: Dok. Pribadi


Dalam perjanjian damai tersebut, Syekh Subakir menjelaskan niatnya kepada Sabda Palon bahwa dia hendak menyebarkan Agama Islam. Niat ini pun akhirnya diterima baik oleh Sabdo Palon dengan syarat ia harus mengubah dua sumur yang berbau busuk di Alas Purwo menjadi beraroma wangi. Di sini kita melihat bahwa penetrasi agama baru diterima dengan cukup baik di negeri ini meski ada hal-hal yang dikondisikan.

Nah, setelah membahas tentang  wayang beber dengan cerita klasik kita akan mengarah ke wayang beber modern. Kali ini wayang beber dalam bentuk batik yang dibuat di Batik Mahkota Laweyan dan berisi peristiwa bersejarah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa Indonesia lahir dari perjuangan yang luar biasa. Contohnya adalah pergerakan Sultan Agung untuk merebut Indonesia, Serangan Umum 11 Maret di Surabaya, dan  Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Wayang Beber dengan tema sejarah modern dan tokoh pahlawan nasional di Batik Mahkota Laweyan

Foto: Dok. Pribad


Selain peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut, untuk bentuk penghargaan terhadap jasa pahlawan nasional Indonesia, seniman Batik Mahkota Laweyan membuat batik wayang beber Mari Longa dari Ende, Nusa Tenggara Timur, meskipun memiliki kepercayaan yang berbeda darinya. Meski saat ini pembuatannya baru memasuki fase sketsa, tetapi hal ini membuktikan bahwa kecintaan terhadap tanah air mampu menyatukan siapapun meskipun berbeda budaya, dan agama.


Memberdayakan Teman Tuli Lewat Batik

Karena kecintaan terhadap batik, bisa dibilang kami lekat dengan batik. Dari proses pembuatannya yang tak asing, yaitu menggunakan lilin/malam, batik kita juga bisa melestarikan sejarah. Sungguh powerful ya!

Kita bisa menemukan batik menjadi media pelestarian Serat Centhini di Batik Mahkota Laweyan. Tak hanya itu, di sana batik juga menjadi media pelestarian aksara jawa dan Al-Quran.

Mushaf Al Quran dengan media batik tulis di Batik Mahkota Laweyan

Foto: Dok. Pribad


Yang lebih menarik lagi, proses kreatif pembuatan batik ini melibatkan beberapa karyawan penyandang disabilitas Tuli. Mereka menjadi bukti nyata dimana sebuah keterbatasan tak mampu membendung semangat mereka dalam berkarya dan berkreasi.

Merangkul rekan disabilitas dalam proyek Batik Mahkota Laweyan

Foto: Dok. Pribadi


Di momen seperti perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, Hari Sumpah Pemuda, atau Hari Batik Nasional, Batik Mahkota Laweyan kerap membuat proyek batik raksasa sebesar 3x4 meter. Contohnya batik yang dibuat pada bulan Oktober 2023, berisi perpaduan berbagai unsur motif dari berbagai daerah di Indonesia seperti motif Solo, Dayak, Minangkabau, Papua, dan sebagainya. Masing-masing memiliki ciri khasnya masing-masing namun mampu tersusun apik sebagai bentuk visualisasi persatuan Indonesia.

Beberapa proyek batik untuk meningkatkan rasa persatuan dan cinta tanah air Batik Mahkota Laweyan

Selain kepedulian terhadap isu sosial, Batik Mahkota Laweyan juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan, salah satu yang kelak akan digaungkan dalam industri batik adalah penggunaan lilin/malam berbahan minyak sawit yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan lilin/malam berbahan dasar minyak bumi. Penggunaan debit air untuk proses produksi batik juga sangat diperhitungkan. Penggunaan listrik pun lebih ramah lingkungan karena menggunakan sel surya untuk memenuhi sebagian kebutuhan produksi batik. Hal ini memang menjadi konsep baru di dunia batik, untuk ke depannya mewujudkan Solo sebagai pusat batik ramah lingkungan.

Filosofi Kebaya Ternyata Menggambarkan Keanggunan Perempuan

Perempuan Jawa sudah sejak lama memakai kebaya. Kemunculan kebaya dimulai sekitar abad 15 atau 16. Kata kebaya berasal dari “abaya” yang berarti jubah atau pakaian. Kebaya melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keteguhan seorang perempuan. Sejak dulu kebaya merupakan jenis pakaian yang universal, siapapun bisa memakainya tanpa memandang status sosial dan agama.

Pemakaian kebaya dalam sebuah kegiatan budaya.
Foto: Dok. Pribadi

Bahan kebaya cukup beragam, perempuan keraton Jawa menggunakan kebaya berbahan beludru, sutra, ataupun brokat yang digunakan dengan bros dan kain panjang. Sedangkan masyarakat biasa menggunakan kebaya dengan bahan yang lebih ringan dan tanpa hiasan bros.


Perempuan Jawa, khususnya Solo, sejak jaman dahulu kerap menggunakan kebaya. Salah satu jenis kebaya yang banyak digunakan adalah kutu baru. G.R.Ay. Koes Ismaniyah, SH, budayawan yang juga putri ke-32 dari Pakubuwono XII menyampaikan bahwa dahulu, nilai religi dan ketuhanan amat kental, dimana perempuan menjaga etika susila sedemikian rupa. Perempuan jaman dulu tidak ada yang memperlihatkan belahan di dadanya, tetapi jaman sekarang justru ada yang sengaja memperlihatkan belahan dadanya, jadi di sini yang terjadi adalah suatu pergeseran tata susila atau budi pekerti sehingga nilai religiusnya dari sebuah kebaya justru luntur. 


Gimana pendapat teman-teman? Ternyata kekuatan budaya luar biasa ya. Jadi… Budaya sebagai perekat kerukunan antar masyarakat bukan hanya mitos belaka. Ini fakta! Nggak terbatas untuk hubungan antar masyarakat di Indonesia, budaya juga terbukti bisa menjadi sarana diplomasi internasional juga.

Produk budaya apa lagi yang pengen dibahas? Tulis di kolom komen ya…



Salam Hangat,
sapamama




Sumber tulisan:


Wawancara:

Narasumber arsitektur: A. Bamban Yuuwono, ST. MT.

Narasumber keris dan wayang: Basuki Teguh Yuwono, S.Sn., M.Sn.

Narasumber batik dan wayang: Ir. Alpha Febela Priyatmono, MT.

Narasumber kebaya: G.R.Ay. Koes Ismaniyah, SH.


Website:

https://dukcapil.gunungkidulkab.go.id/2019/02/26/kemendagri-kolom-penghayat-kepercayaan-amanat-mk/

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daftar_organisasi_penghayat_kepercayaan_Indonesia

https://kumparan.com/tips-dan-trik/bagaimana-cara-menjaga-persatuan-dalam-keragaman-yang-ada-di-indonesia-21FBONWKkjh/full

https://www.detik.com/bali/berita/d-6520270/apa-hubungan-persatuan-dan-keberagaman-cara-mencapai-dan-contohnya

https://www.instagram.com/p/C0iLBGkSZvX/?utm_source=ig_web_copy_link&igshid=MzRlODBiNWFlZA==

https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=694

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2022/04/14/gunung-tidar-dan-kisah-syekh-subakir-meruqyah-tanah-jawa-dari-makhluk-gaib

https://indonesiabaik.id/infografis/kebaya-busana-khas-perempuan-indonesia

https://www.kompasiana.com/mamiksrisupadmi80468/6321835d41ec7a3547164c52/style-kutubaru-kebaya-dari-masa-lalu-yang-tak-lekang-waktu

https://www.instagram.com/p/C0wP8fqPDsT/


60 Komentar

  1. Aq juga lg pingn belajar berkebaya ni mbk... Buat event tntg berkebaya dong mbk... 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih masukan idenya ya mak. Akan dipertimbangkan 😁

      Hapus
  2. Saya baru tau wayang beber. Luar biasa beranekaragam warisan budaya kita, harus ada yang mengangkat atau membahas budaya kita supaya tidak tergerus zaman. Terima kasih sudah menuliskan ini Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah jika bermanfaat. Terima kasih sudah mampir ^^

      Hapus
  3. Sepakat mbak, budaya mempersatukan bangsa, yang saya suka itu adanya filosofi yang terkandung di balik setiap karya, jadi tidak hanya mengenal budayanya dari mana tetapi juga mengetahui filosofi dari budaya tersebut
    bangga jadi warga Indonesia, kekayaan budayanya sungguh luar biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nha, nilai filosofi inilah yang tidak boleh kita lupakan ya mba. Untuk lebih memahami budaya, tidak hanya dipermukaannya saja.

      Hapus
  4. Saya jadi teringat dengan salah satu nama daerah di Solo, yakni Laweyan. Seperitnya memang itu asalnya Batik Mahkota Laweyan ya mbak? Ternyata budaya bangsa yang beragam ini justru jadi perekat persatuan yang bermanfaat ya. Seru rasanya belajar sejarah lewat jejak-jejak kebudayaan di hari ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, Kampoeng Batik Laweyan. Kapan-kapan jalan-jalan ke sini mba, menyusuri gang di kampung batik Laweyan menarik lho...

      Hapus
  5. Terbukti sekali kalau Budaya di Indonesia bisa bersatu dan bisa mempersatukan, contohya saat perayaan 17 Agustus. Fashion berbagai daerah tumpah ruah jadi satu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... Bisa-bisa... Minimal dapat mengedukasi anak-anak ya kak.

      Hapus
  6. Kalau sudah berbicara tentang budaya pasti selalu menarik yaa. Saya baru paham nih ternyata desain atap ntiga susu mengandug makna yang diambil dari budaya hindu. Bicara tentang budaya memang selalu sarat makna ya kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak, karena merupakan akulturasi budaya, saat masuk ke nusantara pendekatan yang dilakukan melalui jalan damai, salah satunya budaya. ini yang tidak boleh kita lupakan.

      Hapus
  7. Semoga kita melestarikan budaya berdasarkan Qur'an dan Sunnah agar budaya tersebut sejalan dengan agams

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam hal ini kita juga harus ingat bahwa masyarakat kita punya beragam agama dan kepercayaan mba, jadi bisa diawali dengan saling menghargai dan menghormati dulu sebagai pondasinya.

      Hapus
  8. Masing2 corak batik pun punya makna tersendiri yaaa.. luar biasa memang kekayaan budaya bangsa kita ini. Sampai sekarang saya masih belum bisa bedain loh tiap2 motif itu, padahal saya orang Jawa asli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, kalau mau dipelajari ada buanyak banget motif, filosofi, dan peruntukannya.

      Hapus
  9. Senang rasanya melihat batik kini dikenakan secara luas. Zaman saya kecil, batik itu kesannya tua dan hanya untuk orang berumur. Sekarang banyak yang mendesain batik dengan lebih casual, sehingga anak muda pun akrab dengan warisan leluhur kita ini.

    BalasHapus
  10. Ternyata awal mula keris itu untuk hibahan tanah ya mba? baru tau, dari dulu ngiranya ya keris itu senjata, hehe

    Tulisannya menarik nih mba, saya jadi tau budaya kita lebih dalam. Saya sebagai orang jawa saja, kadang nggak tau sejarahnya karena sudah terlalu banyak didistraksi oleh teknologi, huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tepatnya untuk mendirikan tempat ibadah ya mba Ning. Nah, ini saatnya kita manfaatkan teknologi untuk mengenalkan budaya.

      Hapus
  11. Kebaya nggak cuma di jawa ya, tapi tiap daerah punya kekhasan masing-masing ya mba. Keris juga begitu.

    BalasHapus
  12. lihat foto kebaya hitam langsung ingat sama Jeng Yah. hehe. kalau dipikir ada banyak sekali produk budaya kita ya, mbak mengingat negara kita ini memiliki banyak suku dan terpisah berbagai pulau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Real terinspirasi jeng Yah, hihihi... Karena makna filosofi dari kebaya Janggan juga luar biasa dan sesuai dengan nilai yang kami usung.

      Hapus
  13. Selalu suka dengan batik dan kebudayaan Jawa lainnya.
    Menurutku, kita sebagai kaum muda, kudu tetap bangga menggunakannya. Dan saat ini, kebaya ataupun baju tradisional Indonesia telah bertransformasi dengan apik ke budaya modern. Sehingga tetap cantik digunakan di setiap acara sehari-hari yang formal ataupun semi-formal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau bisa jangan terbatas batik saja ya, karena masih banyak kekayaan budaya yang bisa kita pelajari, kita jaga, dan kita lestarikan.

      Hapus
    2. Betul sekali, ka Era.
      Semua yang ada di INdonesia memiliki potensi untuk berkembang menjadi warisan budaya takbenda dan agar semakin dikenal oleh dunia.

      Hapus
    3. Kita doakan kebaya segera menyusul produk budaya lainnya ya.

      Hapus
  14. Betul, salah satu pemersatu bangsa adalah budaya. Contoh paling nyata nih, setiap pagelaran seni budaya pasti mengaitkan banyak pihak, bekerja sama dan saling membantu

    BalasHapus
  15. entah kenapa kalau perempuan pakai kebaya pakaian tradisional kita warisan budaya indonesia, nampak lebih cantik dan anggun sekali

    BalasHapus
  16. Ragam budaya memang bisa menjadi pemersatu Bangsa namun bisa juga menjadi pemicu masalah/perpecahan, tergantung bagaimana kita menyikapi keragaman budaya itu ya... Terima kasih sharing nya ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita bisa senantiasa saling menghormati dan menjaga ketentraman Indonesia ya.

      Hapus
  17. jangan sampai deh, warisan budaya bangsa berupa batik dan kebaya diklaim negara/masyarakat lain. dua ini soalnya yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat biasa sepertiku, misalnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Batik sudah diakui UNESCO mba, jadi ga akan di klaim, hehe.. Kalau kebaya baru proses pengajuan bersama 4 negara lain.

      Hapus
  18. Bangga sekali ya ternyata budaya Indonesia tuh banyak banget. Beberapa diantaranya sudah mendapat pengakuan dunia. Walaupun masih banyak sekali budaya yang lain. Seperti makanan khas Indonesia yang enak-enak. Tradisi makan, tradisi pernikahan yang unik, sastra lisan di masyarakat adat. Wah keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget mba, jujur aja ya, setelah nulis artikel ini, aku jadi pengen belajar lebih banyak tentang nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai produk budaya di Indonesia.

      Hapus
  19. Indonesia tuh banyak banget yaaa keunikannya, dan itulah yang sebenarnya harus kita banggakan. Aku setuju, bahwa budaya bisa jadi alat pemersatu bangsa, tinggal individu nya ajaa yang siap untuk bisa menerimanya

    BalasHapus
  20. Penasaran dengan wayang beber aku mbak, belum pernah lihat pertunjukkanya, jarang ada ya? tapi bisa membayangkannya dari cerita mbak di atas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba, yang sering diselenggarakan pertunjukan wayang kulit.

      Hapus
  21. Aku selalu suka deh mbak sama hal-hal berbau khas budaya Indonesia, terutama tanah kelahiran sih, kaya Jawa Tengah. Jadi pingin kenalin anak-anak lebih sering tentang budaya ini. Beruntung Indonesia dengan budaya berbeda-beda tetap bersatu ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mba, jangan sampai kita kalah sama orang dari luar negeri.

      Hapus
  22. Bisa bangetlah, apalagi bisa saling mendukung warisan budaya satu sama lain. Indonesia kaya akan budaya, respek dan toleransinya masyarakat Indonesia jempolan.

    BalasHapus
  23. awalnya saya berfikir, banyak budaya apa emang bisa jadi pemersatu bangsa. ternyata bukan terletak pada banyaknya budaya, tapi karena banyaknya itu dan ada dalam wilayah NKRI, jadinya setiap warga per adat jadi merasa saling memiliki. betul tidak? jadi ketika salah satu budaya dicaplok negara lain, seluruh warga RI berang dan marah.

    btw menarik banget nih soal keris. saya baru tahu kalau keris semacam simbolik serah terima bangunan agama. Meski selanjutnya malah digunakan senjata untuk membunuh dan sekarang keris malah dianggap benda magis, tetap ya keris punya daya tarik tersendiri yang bahkan di sukai turis asing.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu dia mba... Seneng deh, ternyata ada yang notice dan speak up. Itulah mba... Makin tahun tentang budaya bisa makin cinta.
      Nah, aku berharap melalui tulisan ini bisa lebih mengangkat info tentang keris yang ternyata belum banyak diketahui oleh orang kebanyakan.

      Hapus
  24. awalnya saya berfikir, banyak budaya apa emang bisa jadi pemersatu bangsa. ternyata bukan terletak pada banyaknya budaya, tapi karena banyaknya itu dan ada dalam wilayah NKRI, jadinya setiap warga per adat jadi merasa saling memiliki. betul tidak? jadi ketika salah satu budaya dicaplok negara lain, seluruh warga RI berang dan marah.

    btw menarik banget nih soal keris. saya baru tahu kalau keris semacam simbolik serah terima bangunan agama. Meski selanjutnya malah digunakan senjata untuk membunuh dan sekarang keris malah dianggap benda magis, tetap ya keris punya daya tarik tersendiri yang bahkan di sukai turis asing.

    BalasHapus
  25. Kalau sudah ngomongin keanekaragaman budaya di Indonesia tuh bangganya bukan main. Saking beragam dan banyaknya. Walau bisa jadi ada yang mirip-mirip semisal batik, tapi setiap daerah punya corak dan motif khas yang berbeda dan unik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak, dan masing-masing punya makna yang berbeda.

      Hapus
  26. Pemersatu bangsa sangat biaa diwujudkan dalam benda, bangunan dan alat yang digunakan sehari hari. Menjadi budaya yang susah ditinggalkan.

    BalasHapus
  27. Indonesia dengan ragam budayanya jadi hal yang menarik dan pemersatu juga karena bisa saling mempelajarinya

    BalasHapus
  28. Setuju sekali, Mbak. Budaya yang dianggap berbeda ternyata bisa menjadi pemersatu ya? Paling gampang ya kekayaan berupa kain Batik. Mau orang Aceh, orang Papua, sampai orang bule, semua terlihat rapi dan elegan aja kalau pakai baju batik. Benar-benar alat pemersatu bangsa.

    BalasHapus
  29. Alhamdulillah, kita patut berbangga pada banyaknya budaya ini, ya, Kak. Apalagi turut memperkenalkannya kepada generasi muda alangkah baiknya bila jadi satu kebiasaan.

    BalasHapus
  30. Nggak bisa diragukan lagi kalau soal budaya ini Kak makanya harus dilestarikan

    BalasHapus
  31. Bangga dgn budaya bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda wajib menjaga warisan budaya bangsa nih biar ttp terjaga.

    BalasHapus
  32. Salah satu budaya kita adalah kebaya, masing-masing daerah pun ternyata khas sendiri. Sekarang bermunculan berbagai desain kebaya modern yang kadang membuat pergeseran etika susila karena terlihat belahan dadanya. Di satu sisi, berbagai desain kebaya tersebut banyak diminati kaum perempuan. Semoga kita bisa lebih bijak dalam melestarikan budaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga dengan adanya artikel ini kita-kita jadi lebih paham dan bisa mengaplikasikan kebaya dengan pakem yang tepat.

      Hapus
  33. MasyaAllah indonesia sangat kaya akan keanekaragaman budaya, tapi pelan pelan tergerus oleh budaya dari gawai. Padahal budaya yang dimiliki asli indonesia sampai kapanpuan tidak akan tergerus masa karena itu aset sejarah

    BalasHapus
  34. Bersyukur kita hidup di Indonesia, punya beragam budaya, adat, bahasa yang nggak semua negara punya. Bangga banget bisa jadi orang Indonesia!

    BalasHapus
  35. sudah sepatutnya budaya dijadikan alat pemersatu bangsa, bukan sebaliknya. bhinneka tunggal ika. bersatu dalam keragaman adat budaya.

    BalasHapus