Bulan ini mendadak saya mendapatkan tugas untuk menjalani pelatihan di Jakarta untuk belajar dari tim Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indoneisa (Kemendikbudristek). Tentang apa sih? Yaitu mengenai Peningkatan Kapasitas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di satuan pendidikan. Pembahasana lengkapnya akan saya kupas di postingan lain ya.


Nah, kali ini saya akan bercerita tentang penerbangan saya saat pulang dari Jakarta ke Solo. Bagi saya, ini penerbangan istimewa karena menjadi kali pertama menggunakan maskapai sultan, yaitu Garuda Indonesia. Udah gitu, dibiayai negara lagi, ehe!


Karena di jadwal acara selesai pukul 10.00 WIB, maka saya mengambil penerbangan sore, yaitu pukul 15.00 WIB. Agar tidak kemalaman sekaligus masih bisa menikmati transportasi umum di Jakarta. Iya, saya menuju bandara menggunakan transportasi publik. naik KRL, lanjut coba-coba lagi naik MRT, kemudian KA Bandara, dan terakhir Skytrain alias KA Layang yang menjadi fasilitas bandara sebagai penghubung terminal 1, 2, dan 3 di Bandara Soekarno Hatta.


Karena terbiasa menaiki armada maskapai low budget, rakyat jelata seperti saya tentu gembira saat akan menaiki maskapai premium seperti Garuda Indonesia. Meski kelas ekonomi, rasanya memang nyata jauh lebih nyaman dan kerasa diopeni oleh awak kabin.

Saya mulai sejak selesai check in ya... Untuk naik pesawat, biasanya saya harus menuju ujung bandara, ya, di gate 20-an, seperti terakhir kali naik pesawat, saya harus jalan jauh ke gate 28. Lumayan bikin kaki berotot, dan ironisnya, ternyata ada suttle bus yang disediakan untuk menuju gate 20-an, sungguh terlalu. Saat itu tulisan info suttle bus tidak terlihat jelas, beda dengan hari istimewa ini. Ada info nyata kalau kita bisa naik suttle bus di Gate 13 jika akan menuju gate 20-an.


Saat akan menaiki Garuda Indonesia, cukup belok kanan setelah eskalator dan saya langsung menemukan Gate 12. Voila! Amazing!. Nggak perlu jalan jauh guys. Nggak hanya itu, saat akan memasuki pesawat, penumpang berbaris rapi sesuai urutan nomor kursinya. Jadi nggak umpel-umpelan. Saat memasuki garbarata saya dicegat oleh mbak pramugari yang memberi saya souvenir. Saya pun membatin, "Wah, istimewa banget ya, naik Garuda Indonesia. Saat penerbangan diberi souvenir. Kalau maskapai low budget, diberi roti mini dan air putih aja udah alhamdulillah.

Nggak berhenti sampai di situ, saya pun terkagum-kagum karena di sepanjang garbarata ada staff, bahkan mas-mas dan pakdhe-pakdhe berompi hijau neon ikut menyapa penumpang dan berucap terima kasih. Saya sampai kikuk karena dihujani keramahan yang overload ini! 

Apakah mereka tidak lelah ya, setiap terbang harus totalitas pelayanan prima seperti ini? Lagi-lagi pertanyaan itu hanya di pikiran saya saja. Kalau dengar cerita teman saya, dia mantan pramugari yang gajinya overlap, gaji 2 digit, gaji bulan ini belum habis, eh, udah ditransfer gaji baru, sampai bingung mau ngabisin gajinya, tentu ini artinya mereka digaji amat sangat istimewa, ya jelas nggak heran ya, kalau staff Garuda Indonesia selalu ramah overload pada penumpana.


Balik ke perjalanan saya. Memasuki pesawa, ngga hanya aroma keramahan, tapi aroma harum juga menyapa kami. Saat duduk di kursi saya, duh dek, nyaman kali! Pokoknya puenak. Sayang, saya tidak duduk di dekat jendela, hiks... Ada mas-mas yang sibuk dengan kamera hp-nya yang menguasai jendela pesawat.


Ohya, saat akan masuk garbarata tadi saya sempat melihat beberapa awak media. Saya pikir, wah, ada orang penting menaiki pesawat ini. Dan ternyata awak media tersebut juga menaiki pesawat yang saya tumpangi. Saya curi baca, ternyata ada yang dari Kompas TV. Dan lagi-lagi saya dibuat kaget, saat pesawat sudah bersiap take off ada bapak=bapak yang memberikan pengumuman bahwa penerbangan Garuda Indonesia hari Jum'at, 27 Oktobber 2023 sangat istimewa karena menjadi momen pertama penerbangan Garuda Indonesia menggunakan bahan bakar ramah lingkungan Bioavtur yang dikembangkan oleh Pertamina. Beliau yang mengumumkan ternyata merupakan Direktur Utama Garuda Indoneisia.


Ooooo... Terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan saya. Pantesan ngga perlu jalan jauh, pantesan ada souvenir, pantesan di sepanjang garbarata di selalu di sapa. Ternyata penerbangan istimewa dan bener banyak orang pentign dari Garudan Indonesia dan Pertamina yang ada di penerbangan Jakarta-Solo ini.

Overall, pengalaman perdana terbang bersama Garuda Indonesia ini sangat istimewa bagi saya. Dan tentu jadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Saya pribadi punya harapan untuk kedepannya, semoga langkah Garuda Indonesia ini juga diikuti oleh maskapai lain, agar perjalanan kita menggunakan pesawat terbang jadi lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Toh, jika alam dan bumi nyaman untuk ditinggali, anak cucu kitalah yang akan merasakannya. Betul?


Salam Hangat,

sapamama

15 Komentar

  1. Wow, aku ikut happy nih mambaca cerita mbak naik pesawat Garuda Indonesia yang perdana menggunakan bahan bakar bioavtur yang ramah lingkungan. Pantas sangat beda, teristimewa ya hehehe. Semoga ini bisa menjadi role model bagi maskapai penerbangan lainnya di Indonesia. Duh, udah lama ga naik pesawat aku nih hehehe....

    BalasHapus
  2. Wah pas banget ya mba, sekalinya naik Garuda momennya tak terlupakan ini. Pantesan buanyak pantesan2 ya 😁 rezeki mba
    Mungkin mas2 yg dkt jendela nyari stok foto 😆

    BalasHapus
  3. sekarang udah ada fuel ramah lingkungan untuk pesawat juga. baru tahu kalau garuda salah satu maskapai yang menggunakannya.

    BalasHapus
  4. Tapi kadang Garuda Indonesia juga suka murah, kalau pas lagi beruntung ya dan perginya bukan yang hi/peak season ya. Heheheee... Kalau Garuda Indonesia sih gak usah ditanya, buatku maskapai ini jempolan bangetlah.

    BalasHapus
  5. Hihihi aku terakhir naik garuda kyknya pas anakku masih kecil jd bisa dipangku, sekarang dah gede2 pilihnya budget juga :D
    Owlaah baru tahu kalau sekarang Garuda pakai bahan bakar ramah lingkungan ya mbak. Beruntung banget pas ada liputannya ya :D

    BalasHapus
  6. Asyik banget Mba..pas terbang pakai Garuda pas ada penerbangan perdana Garuda berbahan bakar ramah lingkungan bioavtur. Rezeki dobel-dobel nih...
    Tapi, memang beda sih ya layanan maskapai full service dan LCC. Secara harga juga beda, ada harga ada rupa:)

    BalasHapus
  7. Wah asyik sekali pengalamannya, kalau Garuda Indonesia sih selalu istimewa, keren banget sudah menggunakan Bioavtur, perlahan - lahan semua mulai membiasakan diri dengan bahan bakar Bio yaa keren banget, semoga akan terus berkembang agar semakin ramah untuk Bumi kita..

    BalasHapus
  8. Waah, pengalaman yang mengesankan, Mbak.
    Saya juga sepertinya bakalan kikuk kalau dihujani dengan keramahan yang overload hihihi
    Apapun bahan bakarnya, tetap saja terasa nyaman kalau terbang bersama Garuda yaa...

    BalasHapus
  9. Wah, ternyata oh ternyata. By the way, kalau tidak ada event gitu apakah masih menikmati keramahan bapak-bapak, mbak-mbak nya orang Garuda nggak sih? Soalnya pernah juga naik.Garuda beberapa waktu lalu (2 tahun lalu sih) sambutan mereka biasa-biasa saja. Tidak daoat souvenir pula.

    BalasHapus
  10. Jadi terngiang-ngiang mars lagunya Garuda iih..
    Hahaha.. sampek inget soalnya dulu iklannya nongol terus kalo nonton sinetron bareng Ibuk.

    Sekarang makin kece yaa..
    Karena pakainya bioavtur.

    BalasHapus
  11. Masya Allah senangnya.. rezeki dobel-dobel ya, Mbak. Ramah lingkungannya juga dobel-dobel nih Garuda Indonesia, ramah bahan bakarnya juga ramah awak pesawatnya. Hehehe. Semoga GI semakin bagus ya layanannya, dan diikuti pula oleh maskapai penerbangan lainnya.

    BalasHapus
  12. Lagi~lagi aku tersenyum simpul dibuat postingan Mak blogger ini.

    Kebetulan sudah jelang setengah tahun absen BW.
    Berasa jelong~jelong akutu.

    Tos, atuh Mak, aku juga bisa dihitung menggunakan maskapi sultan ini. Biasanya kalau ada "sponsor". Bahahaha.

    Memang pepatah itu: "Ada harga ada rupa" masih berlaku ya, Mak.

    Feeling aku, mungkin ramah "overload" itu karena ada event Bioavtur itu, Mak.

    Btw,
    Aku pernah naik Batik, Mak.
    Awalnya kelas ekonomi.
    Tapi entah kenapa kami (me and my daughter) di upgrade ke bisnis. Masya Allah. Untung kami belum sampai "jantungan" Mak. Hahaha.
    Mau makan, celemek saja dipakaikan, Mak. Alamak!
    Jadi risih ne. Hihihi. Jadinya, izin, pakai sendiri aja. Hahaha.

    Kalau rezeki memang tak kemana ya Mak!

    BalasHapus
  13. wah Garuda start duluan nih pake bioavtur... moga nanti semua pesawat bisa berbahan bakar bioavtur demi kelestarian lingkungan

    BalasHapus
  14. Ya ampun jadi pengen naik garuda hahhaa... selama ini masih naik yang roti mini plus air gelas hahah.. kok berasa banget nyamannya ya.. Bismillah kesampaiannn..

    BalasHapus
  15. Pesawat Garuda Indonesia berbahan bakar ramah lingkungan? Wow..Jadi ingat, udah lama banget gak pernah naik maskapai Garuda Indonesia. Terakhir naik kapan tahun ya, bareng si kecil, eh dapat merchandise dong

    BalasHapus