Tips Ngemil Bijak Untuk Hidup Sehat, Tubuh Langsing Ideal, dan Bahagia
Sudah sewajarnya jika tugas seorang
ibu adalah menjadi guru bagi anak-anaknya. Kitalah yang mengajari mereka
berjalan, berlari, dan berbicara. Untuk dapat tumbuh dengan baik, anak-anak
memerlukan asupan makanan yang penuh nutrisi. Disitulah peran seorang ibu
mengajarkan anaknya makan yang dimulai di masa MPASI (Makanan Pendamping Air
Susu Ibu). Namun, saya ingin mengajak teman mama untuk bersepakaat, bahwa mengajarkan anak makan bukanlah sekedar makan dan kenyang, namun anak juga
harus belajar etika saat makan seperti sikap saat makan dan bagaimana anak belajar
mengontrol rasa lapar dan keinginan untuk makan dengan kesadaran.
Jika teman mama sudah sepakat, yuk,
kita lanjut lagi… Kita belajar dari dasar ya…
Apa sih yang disarankan WHO?
WHO menganjurkan pemberian makanan
utama harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan sayur atau buah. Selain
itu makanan yang dianjurkan adalah makanan lokal. Misalnya untuk pilihan
karbohidrat, selain beras mama dapat menggunakan jagung, umbi-umbian, jali-jali,
mie, dan sebagainya. Jika putra mama tidak mau makan oat jangan khawatir,
gunakan sumber karbohidrat lainnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Begitu
juga dengan pemilihan sayur dan buah. Kita tidak perlu membeli produk impor.
Kita dapat mengolah apa yang ada di kebun kita atau cukup belanja di pasar
terdekat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati, berbagai jenis buah musiman
selalu datang silih berganti dan dapat memperkaya eksplorasi rasa anak-anak
kita.
Menu yang diberikan untuk anak harus
lengkap untuk memenuhi asupan makronutrien dan mikronutrien. Jika faktor
tersebut terpenuhi, maka anak dapat tumbuh secara optimal dan jauh dari
stunting.
Selain itu, membeli bahan pangan lokal
juga dapat membantu perputaran ekonomi serta mengurangi jejak karbon sehingga
lebih baik untuk kesehatan bumi kita.
Porsi makan ideal
Sumber : Dinas Kesehatan Republik Indonesia |
Bahan pangan itu penting, namun porsi
makan juga harus diperhatikan. Sejak tahun 1995 Dinas Kesehatan Indonesia
menggunakan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Jadi, di dalam PUGS selain kita
belajar tentang komposisi makanan, kita juga diajarkan bahwa kesehatan
bisa tercipta saat kita mau mengolah tubuh kita, tentunya dengan rutin berolahraga.
Untuk memperoleh tubuh yang ideal, kita memerlukan 75% makanan sehat dan 25%
olahraga.
Ilustrasi : tempo.co |
Jika sedang dalam proses penurunan
berat badan teman mama bisa mengurangi asupan karbohidrat dan meningkatkan konsumsi
sayur dan protein, namun jika teman mama ingin menaikkan berat badan,
teman-teman dapat menambah asupan karbohidratnya.
Apakah perlu ngemil?
Idealnya, dalam satu hari kita 3 kali
makan dan 2 kali ngemil. Hanya saja, yang sering terjadi adalah saat kita sudah selesai
makan, jatah ngemil habis, tapi mulut masih iseng pengen ngunyah sesuatu. Jika terjadi hal yang seperti itu
teman-teman bisa mengikuti beberapa langkah bijak yang diberikan oleh Tara de Thouras, seorang Psikolog
Klinis berikut ini:
1. Cek sinyal
tubuh
Jika perut memberi sinyal lapar, maka teman mama dapat makan.
Memakan cemilan langsung dari kemasan akan membuat kita kehilangan kontrol.
Sebaiknya teman mama mengeluarkan cemilan dari kemasan dan meletakkan dalam
wadah/piring. Pastikan bahwa apa yang Teman mama makan adalah karena kebutuhan,
bukan hanya keinginan/nafsu.
2. Relaksasi
Turunkan emosi dan naikkan logika. Saat kita merasa sedih atau
berhasil, kita cenderung memberikan reward
makan pada diri sendiri. Misalnya, “Beratku turun 5 kiogram! Aku mau makan es
krim 2 cup!”.
Jika hal itu terjadi, sebaiknya teman mama melakukan relaksasi
sederhana. Tarik nafas selama 4 detik, tahan 4 detik, hembuskan nafas selama 4
detik, lalu lepaskan selama 4 detik. Relasksasi itu akan membantu otak kita
untuk berpikir kembali. Apakah ngemil makanan itu tepat? Apakah ngemil makanan
itu pilihan terbaik? Apakah ngemil makanan itu sesuai kebutuhan? Jika semua
TIDAk, maka teman mama dapat menyingkirkan cemilan tersebut.
3. Mindfull
eating & snacking
Saat akan memakan sesuatu, fungsikan
kelima indra kita. Gunakan mata untuk memperhatikan bentuk, penataan, atau
tekstur makanan. Gunakan hidung untuk mencium aromanya. Gunakan jari untuk menyentuh,
meremas, atau meraba makana. Gigit sedikit dan kunyah cemilan secara berlahan,
rasakan secara menyeluruh di dalam rongga mulut kita, nikmati setiap rasa yang
muncul. Dengarkan bunyi yang muncul saat teman mama menggigit dan mengunyah
makanan. Rasakan makanan masuk ke dalam tubuh dan mengisi lambung teman mama.
4. Beri jeda
Saat makanan sudah masuk dalam tubuh beri jeda selama 10-15 menit.
Itu adalah waktu yang diperlukan otak untuk merespon sinyal yang diberikan tubuh.
Saat ada makanan yang masuk, tubuh akan mengirimkan sinyal ke otak, apakah kita
lapar atau tidak. Jika memang terasa lapar teman mama bisa melanjutkan makan.
Namun jika tidak (biasanya lapar emosi), maka teman mama dapat berhenti makan.
5. Bersyukur
Setelah kalap makan atau ngemil dengan
porsi besar biasanya akan muncul rasa bersalah. Teman mama dapat terbebas dari
rasa bersalah, kecewa, dan marah pada diri sendiri dengan cara bersyukur. Katakan
pada diri kita, “Apapun makanan yang sudah masuk dalam tubuh saya, akan saya
syukuri”. Buat rencana makan selanjutnya, misalnya “Saya tidak ngemil sampai
malam”, “Saya mau makan cemilan”, atau “Saya piih cemilan yang sesuai kebutuhan
tubuh”.
Seorang konsultan kesehatan holistik,
Melissa Senduk menyampaikan bahwa untuk dapat konsisten menkonsumsi makanan
sehat teman mama dapat mengatur stok makanan di rumah. “We eat what we see”, kita makan apa yang kita lihat. Alih-alih
menyiapkan camilan makanan pabrikan/kemasan, sebaiknya teman mama mulai menyiapkan berbagai jenis buah di
rumah. Dalam kondisi terburuk saat kita kesulitan mengontrol hasrat ngemil, jika
di setiap sudut rumah kita tersedia makanan sehat, maka mau tidak mau makanan
sehat itulah yang kita santap.
Kesimpulan
3 Tips #NgemilBijak :
1. Kenali isyarat tubuh mengapa Anda ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood.
2. Kemudian Anda bisa memilih apa camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memperhatikan porsi camilan dan waktu ketika Anda ngemil.
3. Perhatikan bagaimana Anda ngemil, dengan memaksimalkan semua indera Anda, karena Anda akan dapat mengenali isyarat tubuh, kapan harus berhenti ngemil.
Ibu merupakan role model anak, bahkan
suami! Jika teman mama sudah mempraktekkan pola #ngemilbijak dan pola hidup
sehat, maka anak dan pasangan akan melihat, dan harapannya mereka akan
mengikuti kebiasaan baik ini.
2 Komentar
camilan juga harus punya nutrisi ya
BalasHapusTentu saja mam. We are what we eat 😉
Hapus