Ayo Kenalan Dengan Profil Pelajar Pancasila, Makin Paham Makin Sayang
Teman-teman masih suka belajar hal baru?
Kalau saya pribadi, sejak menyandang status calon ibu hingga saat ini merasa bahwa belajar tidak pernah usai. Mulai belajar tentang kehamilan, persiapan kelahiran, tumbuh kembang anak, dan yang paling menantang adalah belajar tentang cara pengasuhan anak.
Untungnya, Kurikulum Merdeka sudah menyiapkan salah satu langkah baik untuk menemani kita membersamai anak, yaitu melalui Profil Pelajar Pancasila.
Lho, kok bisa?
Bisa dong ... Yuk kita bahas satu per satu.
Mengenal Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajar sepanjang hayat yang memiliki nilai karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.
Profil Pelajar Pancasila mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kemendikbudristek Tahun 2020-2024.
Manfaat Profil Pelajar Pancasila
- Membekali diri dengan kemampuan untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang ada di lingkungan.
- Membekali diri dengan kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan zaman.
- Membekali diri dengan keterampilan untuk bekerja sama dan berkompetisi secara global.
- Membentuk karakter luhur dalam diri yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
- Memperkuat identitas diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Karakter Profil Pelajar Pancasila
- Kreatif
- Bernalar Kritis
- Mandiri
- Bergotong Royong
- Berkebhinekaan Global
- Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Kenapa Kita Butuh Profil Pelajar Pancasila
Siapa Sasaran Profil Pelajar Pancasila
Cara Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
1. Dimensi Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
- Membiasakan diri beribadah dan berdoa dalam aktivitas sehari-hari sesuai ajaran agama dan kepercayaan.
- Membiasakan diri menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
- Membiasakan diri membantu yang membutuhkan pertolongan.
- Membiasakan diri mengucapkan tiga kata ajaib, yaitu maaf, tolong, dan terima kasih.
- Membiasakan diri menjaga lingkungan sekitar, contohnya dengan menghemat energi, memilah sampah, dan memanfaatkan barang bekas.
2. Dimensi Kebinekaan Global
Menghormati keberagaman, bertoleransi terhadap perbedaan dan berpikir terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, tetapi tetap berpegang kuat pada nilai-nilai luhur bangsa. Kita bisa mencoba beberapa hal untuk memulainya.
- Menghargai kepercayaan, budaya, dan tradisi orang lain, contohnya menjaga ketenangan saat orang lain menjalankan ibadah.
- Berteman dengan siapa saja dan memperlakukan teman dengan baik dan adil tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan golongan.
- Menyaksikan atau mengikuti pawai budaya.
- Melestarikan budaya bangsa, contohnya
- membiasakan diri menggunakan bahasa daerah.
- Mempelajari budaya lain, misalnya lagu dan tarian dari daerah lain atau belajar bahasa asing.
3. Dimensi Bergotong Royong
Kemampuan dan kemauan untuk berkolaborasi, peduli, dan berbagi dalam melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan. Contohnya:
- Membiasakan diri berdonasi secara rutin.
- Membiasakan diri bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan di rumah.
- Membiasakan diri berdiskusi untuk menentukan berbagai hal yang menyangkut kepentingan bersama, contohnya menentukan menu makanan hari ini atau tujuan wisata saat liburan.
- Mengikuti kegiatan gotong-royong secara aktif di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat.
- Berperan aktif dan bekerja sama dengan masyarakat untuk menyelesaikan masalah bersama.
4. Dimensi Mandiri
Kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri, mengambil keputusan, dan bertindak secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain. Kita bisa mulai melakukan beberapa hal di bawah ini untuk menjadi pribadi mandiri:.
- Mencoba berbagai hal/aktivitas baru, contohnya bermain catur, bermain bulu tangkis, dsb. untuk menemukan apa yang dikuasai atau disukai.
- Membiasakan diri menceritakan apa yang dialami setiap harinya kepada orang terdekat untuk mengambil pelajaran dari pengalaman sehingga dapat mengintrospeksi diri sendiri.
- Menenangkan dan menyemangati diri saat mengalami hal yang tidak diinginkan, misalnya mendapatkan musibah atau tidak mendapatkan juara saat mengikuti lomba.
- Membiasakan diri mengomunikasikan emosi dan mengelola emosi yang dirasakan agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
- Membiasakan diri menyelesaikan tanggung jawab pribadi secara mandiri.
5. Dimensi Bernalar Kritis
Kemampuan seseorang untuk mengolah informasi, mengaitkan satu informasi dengan lainnya, mampu menganalisis, dan mengevaluasinya sehingga dapat mengambil kesimpulan dari informasi yang didapat. Beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan ini adalah:
- Membiasakan diri berani bertanya jika ada hal yang tidak dipahami.
- Membiasakan diri mengecek kebenaran informasi yang diterima dari internet atau media sosial.
- Membiasakan diri mempertimbangkan risiko dan konsekuensi sebelum memutuskan sesuatu.
- Membiasakan diri menyelesaikan masalah dengan menggunakan logika.
- Membiasakan diri mengamati dan mengeksplorasi lingkungan sekitar.
6. Dimensi Kreatif
Kemampuan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan memberi dampak, baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar, serta luwes mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Membaca berbagai jenis buku untuk memperluas wawasan dan pengetahuan.
- Melakukan kegiatan yang mengasah kreativitas, seperti mendaur ulang barang bekas.
- Menekuni minat dan bakat diri dengan serius sehingga menjadi ahli di bidangnya.
- Belajar menyelesaikan masalah yang ada dengan mengoptimalkan potensi diri dan lingkungan sekitar.
Lengkap banget kan…. Di kesempatan berikutnya saya akan membahas tentang Peran Orang Tua dalam Menanamkan Profil Pelajar Pancasila. Sudah ada pengalaman dalam menerapkan pembiasaan Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari? Tulis di kolom komen ya …
Salam hangat,
Sapamama
Sumber:
Website Kemendikdasmen
Materi ToT Fasilitator Ibu Penggerak
Materi sosialisasi Peran Ibu Penggerak dalam merdeka belajar berjudul “Orangtua mitra gerakan merdeka belajar” oleh Ainun Chomsun (Tim Tenaga Ahli Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi)
20 Komentar
Kurikulum terkait Profil Pelajar Pancasila ini bagus menurutku apalagi perwujudannya melalui 4 dimensi namun sayangnya di sekolah tempat anakku dimensi mandiri dan kreatifnya banyak intervensi orang tua sehingga menurut saya bias untuk melihat output dari penerapan ini Mba :) CMIIW
BalasHapusLebih tepatnya 6 dimensi ya mba. Wah, kasus yang terjadi di sekolah mba Herva boleh banget tuh, untuk bahan diskusi bersama.
HapusPendidikan Pancasila wajib digalakkan lagi nih karena banyak generasi muda yang ga apal sila sila dan gak paham nilai nilai Pancasila
BalasHapusDi sini lebih merujuk pada karakter anak (dan masyarakat) sih mba, tidak hanya sekedar mengingat poin-poin Pancasila, tetapi bisa mengamalkannya.
HapusRasanya hidup itu memang jangan pernah berhenti belajar ya mba 🥰 apalagi di era digitalisasi yang serba sat-set, mesti tetap punya ruang buat upgrade ilmu.
BalasHapusProfil Pelajar Pancasila ini memang harus diterapkan secara serius ya. Soalnya bagus dan pasti kasih impact positif juga buat generasi saat ini dan kedepannya.
Pelajar Pancasila ini bagus untuk digalakkan lagi, agar nilai-nilai yang tertanam dalam Pancasila tidak luntur dalam diri generasi muda.
BalasHapusSebetulnya dari zaman masih sekolah udah merasakan pelajaran PMP. Tapi, dulu membosankan banget karena hanya hapalan. Sepertinya pendidikan pancasila di dunia pendidikan saat ini semakin menarik ya
BalasHapusklo pas sd dulu, molly paling suka belajar ppkn. soalnya isinya ttg moral dan pengetahuan ideologi indonesia. nah pas smp, topiknya makin nambah ttg kewarganegaraan juga. saking sukanya sampe menang lomba cerdas cermat ppkn hahaa
BalasHapusSejujurnya, aku belum pernah merasakan project Profil Pelajar Pancasila.
BalasHapusGak tau, di sekolah anakku kok gak ada woro-woro apa-apa yaah...?
Apa karena uda kelas tinggi, jadi gak melibatkan orangtua?
((anakku kelas 6 SD, kalau yang SM karena di boarding school, dia cerita siih... cuma cerita, karena ga mungkin melibatkan mamah juga.. ))
Jadi untuk impelementasinya, aku berharap anak-anak bisa menangkap maksudnya yang meliputi ke enam dimensi di atas.
Aaamiiin...
Hapusprofil pelajar pancasila ini yang P5 itu bukan ya? masih belum ngerti eh diriku mbak terkait profil pelajar pancasila ini
BalasHapusNah kan nomor 1-nya kreatif. Memang kudu kreatif nih sebagai pelajar Pancasila, dengan begitu lebih produktif dalam menghasilkan karya
BalasHapusMendidik karakter anak supaya bisa sesuai dengan profil pelajar pancasila tidaklah mudah. Butuh koordinasi dari orang tua dan pihak sekolah untuk sama-sama membentuk karakter anak yang diharapkan.
BalasHapusSelama ini saya hanya tahu saat anak bikin tugas terkait Profil Pelajar Pancasila. Dari artikel ini jadi paham deh saya apa maksudnya..detil sekali dijelaskan. Terima kasih
BalasHapusNilai-nilai profil pelajar Pancasila memang harus dilaksanakan karena membentuk karakter anak tidaklah mudah dan kalau bisa dilaksanakan pastinya anak bisa jadi generasi penerus bangsa yang berprilaku baik dan penuh tanggung jawab
BalasHapusYapsss kita harus mendampingi anak buat menguatkan karakter profil pelajar Pancasila. Sebagai bekal agar mencerminkan jati diri bangsa. Sebenernya ngga hanya buat pelajar aja sih, tapi buat semua WNI lhooo. Semoga anak-anak kelak bisa memperluat identitas diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
BalasHapusSetuju sekali kak saya juga merasa pembelajaran kita tidak akan pernah usai, banyak hal hal baru yang harus dipelajari ya
BalasHapusPelajaran pancasila harus diterapkan diajarkan dengan penuh semangat, hingga melekat di sanubari...hingga moral bangsa semakin bagus
BalasHapusProfil Pelajar Pancasila adalah salah aatu bagian penting dalam penerapan kurikulum merdeka ya mbak
BalasHapusMemang wajib tahu kita, agar semakin mencintai Pancasila
Memang harus kritis sih saat ini dalam menyikapi berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar. Tidak lupa pula, iman juga perlu dipupuk dengan baik agar tidak melupakan Sang Maha Kuasa sebagai penuntun hidup kita.
BalasHapus