Ketika memiliki anak, alih-alih menggunakan popok sekali pakai saya lebih memilih menggunakan clodi (cloth diapers) atau popok kain modern. Walau dalam keseharian anak tetap menggunakan popok kain tradisional, tapi saat malam dan bepergian saya lebih nyaman menggunakan clodi dibandingkan dengan popok sekali pakai (pospak). Saat belajar seputar clodi, saya juga belajar tentang pembalut kain atau menspad. Karena saya sudah menjadi full time mom alias ibu rumah tangga, hal ini mempermudah saya untuk berpindah dari pembalut sekali pakai ke menspad.

Kenapa menghindari popok dan pembalut sekali pakai?

Tentu saja alasan utama saya adalah untuk lingkungan. Saya ingin lingkungan kita tetap sehat sehingga anak cucu kita dapat menikmati keindahan alamnya. Dilansir dari laman www.jatengprov.go.id, diketahui bahwa makin banyak penggunaan popok sekali pakai baik untuk bayi maupun orang dewasa. Ditambah lagi pembalut sekali pakai yang selalu rutin digunakan wanita yang sudah mengalami menstruasi. Bayangkan berapa banyak sampah yang menumpuk. Bahan pokok popok 55% plastik sangat sulit untuk diurai. Dibutuhkan waktu penguraian sekitar 25-30 tahun. Banyak orang yang menganggap bahwa popok dan pembalut sekali pakai dapat mudah terurai dan larut jika terkena air. Anggapan tersebut sangat tidak tepat. Popok dan pembalut sekali pakai mengandung senyawa kimia Super Absorbent Poymer (SAP) sebanyak 42% yang akan berubah menjadi gel saat terkena air. Apabila terurai dalam air, zat kimia ini dapat berbahaya bagi lingkungan karena senyawa ini menyebabkan perubahan hormon pada ikan yang berujung pada kondisi ikan menjadi mandul. Jika ikan-ikan tersebut mandul, maka tidak akan terjadi proses reproduksi dan tentu akan mengganggu keseimbangan alam.

Fakta Menarik :
1. Rata-rata wanita menghabiskan waktu 38 tahun melewati fase menstruasi
2. Setiap tahun ada sekitar 20.000.000.000 pembalut dan tampon yang mencemari lautan

Saya memang belum bisa memberikan banyak sumbangsih untuk alam. Jadi setidaknya, kecintaan dan harapan saya akan bumi yang sehat saya mulai dari diri sendiri, yaitu menggunakan popok dan pembalut kain.

Kekurangan pembalut kain atau menspad

Sebetulnya saat digunakan menspad tidak jauh berbeda dengan pembalut biasa. Apalagi menspad juga memiliki beberapa ukuran diantaranya ukuran reguler, night, dan pantyliners. Sounds familiar?
Namun salah satu kekurangan terbesar menspad adalah boros air. Saat kita menggunakan menspad, darah terserap dalam serat-serat kainnya dan membutuhkan banyak air untuk dapat benar-benar membersihkannya. Jika tidak bisa bersih, maka akan mengurangi tingkat higienitasnya.

Menurup pendapat pribadi saya, menspad juga tidak cocok digunakan untuk bepergian karena akan merepotkan saat kita perlu mengganti pembalut. Untuk ke kantor saja saya kurang merekomendasikan karena menspad harus langsung dicuci setelah memakai agar selalu bersih. Oleh karena itu dalam kasus-kasus tertentu saya tetap menggunakan pembalur sekali pakai.

Memutuskan menggunakan menscup

Setelah lebih dari satu tahun menggunakan menspad, akhirnya saya mendapatkan informasi mengenai menscup atau menstrual cup. Bisa disebut juga dengan cangkir/mangkuk menstruasi, yaitu produk sanitary alternatif yang terbuat dari silikon medis. Karena berbahan silikon maka kita dapat menggunakannya berulang kali, bahkan hingga durasi 5-10 tahun. Dengan menggunakan menscup makan kita dapat mengurangi sampah pembalut. Walau untuk starter awalnya cukup mahal jika dibanding pembalut, namun dengan melihat durasinya maka sebetulnya menscup ini sangat  murah dan terjangkau.

Pada awal mula menscup hadir dengan harga yang mahal, untuk merk Diva Cup harganya sekitar Rp650.000;/pcs. Lalu merk ada organicup sekitar Rp395.000;/pcs. Melihat harga investasi awalnya memang membuat kita berpikir puluhan kali sebelum memutuskan membeli atau tidak. Saya termasuk yang memutuskan untuk tidak membeli, hehe... Namun ternyata ada begitu banyak merk yang murah. Salah satu yang cukup terkena di Indonesia adalah G-Menstrual Cup yang merupakan produk dalam negeri. Awalnya harganya di kisaran Rp125.000;/pcs, namun karena melakukan pengkinian produk sekarang harganya sudah naik menjadi Rp155.000;-Rp159.000;/pcs.

Jika teman-teman menganggap G-Mens Cup yang paling murah maka itu kurang tepat. Masih banyak merk import yang berharga di bawah Rp100.000; diantaranya Aneer dan Lunar. Akhirnya saya memutuskan membeli menscup Aneer seharga Rp58.000; dan mangkuk cuci sebesar Rp19.000;. Lumayan, termasuk ongkir saya hanya menghabiskan sekitar Rp78.000; saja.



Saat saya mencari review penggunaan Aneer ini, saya menemukan salah satu review di youtube dari akun 2 Natural Mamas yang mengatakan bahwa Aneer lebih elastis dibandingkan Diva Cup. Untuk ukuran dan desain pun hampir sama persis. Jadi jika ingin menggunakan produk dengan harga yang lebih terjangkau kita bisa memilih Aneer.


Aneer juga sudah lulus uji kelayakan FDA (badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat), jadi kita bisa tenang dalam menggunakannya (ini lebih ke self talk saya pada diri sendiri sih, hehehe...)

Bagaimana menggunakan menscup?

Pemakaian menscup adalah dengan memasukkannya ke dalam liang vagina. Untuk dapat memasukkannya kita harus melipat sedemikian rupa. Ada tiga lipatan dasar, yaitu C fold, punch down, dan 7 Fold.


Namun jika kita belum merasa nyaman atau masih dirasa terlalu lebar, maka kita bisa menggunakan variasi lipatan menscup seperti misalnya E fold, S fold, triangle fold, dan lainnya.



Proses memasukkan menscup pada liang vagina memang sangat menantang. Kesiapan mental merupakan faktor utama kesuksesan proses ini. Kita bisa mulai dengan posisi berdiri dengan kaki terbuka selebar bahu, posisi squat, posisi satu kaki berdiri dan satu kaki diatas pijakan, ataupun sambil duduk. Cari posisi yang membuat kita nyaman dan tenang. Setelah itu, barulah kita memasukkan menscup yang telah dilipat.



Menscup diklaim tidak akan bocor, tapi jika tidak pas, tetap saja darah mens kita akan merembes keluar. Sedikit review saya tentang penggunaan menscup ini. Durasi mens saya singkat, namun di hari kedua biasanya volume darah sangat banyak.

Jika ada kesulitan dalam memasang menscup kita bisa menggunakan bantuan pelumas. Caranya adalah dengan mengoleskan pelumas di sekitar menscup sebelum memasangnya. Saya pribadi tidak menggunakan bantuan pelumas, jadi disesuaikan dengan kondisi masing-masing ya...

Hari Pertama
Sebelum digunakan menscup harus disterilkan terlebih dahulu dengan cara direbus selama sekitar 3-4 menit. Yang penting jangan sampai menscup menyentuh dasar panci agar tidak rusak. Saat pertami kali menggunakan saya cukup kesulitan, tapi akhirnya menscup dapat masuk dengan pas walau ada bagian yang panjang agak sedikit keluar sehingga agak mengganjal. Namun itu masih bisa ditolelir sehingga saya tetap beraktivitas seperti biasa. Saya menggunakan lipatan modifikasi 7 Fold. Menscup ini saya gunakan selama 6 jam. Dari pukul 17.30 hingga pukul 11.30, darah yang tertampung di dalamnya ada sekitar 10ml. Setelah saya cuci, saya kembali menggunakannya dan tidur dengan tenang :)




Hari Kedua
Pagi hari saya bangun dan merasa tidak ada yang mengganjal lagi. Saya cek ternyata kondisi aman, darah tidak merembes. Saya coba memperpanjang masa penggunaan hingga 7 jam. Ternyata durasinya terlalu lama dan menyebabkan bocor. Ternyata perasaan tidak ada ganjalan itu dikarenakan menscup masuk cukup dalam (dan ini aman). Namun karena kebocoran itu menyebabkan menscup jadi agak licin dan saya kesulitan mengambil menscup. Apalagi saya tidak punya kuku, jadi jari harus betul-betul masuk untuk dapat mengeluarkan menscup. Setelah beberapa saat untunglah menscup dapat dikeluarkan. Memang dasar sudah penuh dan saya agak panik akhirnya isinya tumpah. Tapi mudah kok untuk dibersihkan, cukup disemprot air saja.

Karena masih penasaran dan ingin lebih "memahami", setelah dicuci bersih saya gunakan lagi menscupnya. Selang 1,5 jam saya merasa efek lembab dan tidak nyaman. Ternyata bocor lagi. Saya coba perbaiki, dan tetap bocor. Karena tidak nyaman terlalu sering memasukkan dan mengeluarkan menscup akhirnya saya putuskan tidak menggunakan menscup dan kembali ke pelukan menspad.

Fakta Menarik : Darah haid normal mencapai 60-80cc per hari

Hari Ketiga
Di hari ketiga volume mens sudah berkurang. Saya coba kembali memasang menscup. Lagi-lagi satu jam setelah memakainya terjadi kebocoran. Ya sudah, saya putuskan penggunaan menscup untuk periode menstruasi kali ini sudah cukup.

Setelah saya membaca beberapa referensi, ternyata penyebab kebocoran diantaranya adalah menscup tidak terbuka sempirna saat berada di dalam tubuh kita dan ukuran menscup yang kurang cocok, dalam kasus saya sepertinya ukurannya terlalu besar. Padahal saya sudah mengikuti instruksi, yaitu membeli size L yang disarankan untuk wanita yang sudah melahirkan per vaginam.

Dengan drama menscup yang masuk begitu dalam dan kebocoran berulang apakah membuat saya kapok? TIDAK. Saya tak sabar menantikan periode mens bulan depan untuk kembali menggunakan menscup.



Fakta Menarik : Kita tidak perlu melepas menscup saat buang air kecil karena saluran menstruasi berbeda dengan saluran kencing.

Siapa yang bisa menggunakan Menscup?

Siapapun yang sudah mengalami menstruasi bisa menggunakan menscup. Bahkan remaja pun dapat menggunakannya jika menghendaki. Itu semua tergantung dengan mindset kita, karena sekali lagi, penggunaannya adalah dengan memasukkan menscup ke liang miss V. Jika ditanya pendapat subjektif saya yang merupakan orang konservatif, saya kurang menyarankan penggunaan menscup untuk wanita yang belum menikah. Kenapa? Karena sebelum kita benar-benar mahir kita akan banyak "bermain-main" di sekitar miss V.

Kita dapat menentukan menscup yang tepat sesuai ukuran yang kita butuhkan. Ada berbagai ukuran yang disediakan. Misalnya untuk merk Aneer ini memiliki dua ukuran yaitu:
1. Size L untuk wanita yang pernah melahirkan per vaginam.
Ukuran lebar cup 4,4cm, panjangnya 5cm, dan panjang pegangan 3cm.


2. Size S untuk yang belum melahirkan atau dibawah 25 tahun.
Karena saya tidak memiliki produk dalam size S jadi saya tidak bisa melakukan pengukuran, namun perbedaan ukurannya tidak terlalu signifikan kok, hanya beberapa milimeter saja.


Dari apa yang saya rasakan, sebetulnya saya lebih pas menggunakan size S walau saya pernah melahirkan per vaginam, mungkin karena ukuran menscup dibuat menggunakan standar orang di eropa ya, jadi memang secara fisik berbeda dengan kita di asia. Tinggi saya saja hanya 163cm, pantas saja jika size L terlau besar, hehehe...

Kesimpulan

Saat akan menggunakan menscup kita harus mempersiapkan :
1. Menscup dengan merk yang kita yakini dan ukuran yang sesuai dengan tubuh kita
2. Sterilkan menscup sebelum digunakan
3. Bersihkan tangan sebelum memasang menscup
4. Tentukan jenis lipatan menscup yang sesuai
6. Temukan posisi pemasangan yang nyaman
7. Tenang dan fokus
8. Pasang hingga nyaman dan menscup terbuka sempurna agar tidak bocor dan kita bebas beraktivitas
9. Cuci bersih atau sterilkan menscup jika akan disimpan

Fakta Menarik : Ada beberapa ukuran menscup, yaitu 10cc, 20cc, 30cc hingga 60cc.
Namun menscup tidak dianjurkan untuk digunakan lebih dari 8 jam

Untuk sementara itu dulu ya yang dapat saya ceritakan dari pengalaman pertama saya menggunakan menscup. Jika ada informasi atau perkembangan, artikel ini akan saya perbaharui. Apakah teman-teman tertarik mencobanya atau malah sudah mencobanya? Boleh lho berbagi di kolom komentar, saya akan senang sekali jika ada teman berbagi cerita.

Terima kasih sudah mampir. Sampai jumpa...


Salam Hangat,
sapamama


UPDATE TERBARU:

Setelah dua bulan saya kembali menggunakan menspad dengan pertimbangan:

1. Volume haid saya cukup banyak sehingga kurang dari 3 jam menscup sudah penuh sehingga harus sering bongkar pasang menscup dan bagi saya itu terasa tidak nyaman karena alasan no.1

2. Sebaiknya gunakan folding standar yang cenderung pas dan aman. Triangle Fold tidak saya rekomendasikan karena menyebabkan posisi menscup tidak pas dan menyebabkan kepanikan.

3. Ketidaknyamanan di poin 2 ternyata diakibatkan oleh ukuran yang tidak tepat. Ukuran yang saya pakai saat itu terlalu besar (padahal sesuai saran), akhirnya per Juni 2022 saya downsize ke size A (S) merk ORGANICUP dan nyaman digunakan hingga sekarang.




Referensi :
Organicup
https://youtu.be/o9fPUfm-uYE
Put A Cup In It
https://youtu.be/qgdPI7oqmRE
Dr.Oz Trans TV
https://youtu.be/MTvycWtGyak
2 Natural Mamas
https://youtu.be/sT_6mvHadGY
Go Your Chart
https://youtu.be/lKGMCKKszJs











11 Komentar

  1. Terima kasih infonya mbak. Reviewnya lengkaap sekali. Pengalaman saya pakai menscup memang butuh latihan. Saya pun sama sperti mbak membeli size yang direkomendasikan untuk wanita yang sudah pernah melahirkan pervaginam. Ternyata kebesaran. Mau beli lagi, tapi masih bolak-balik baca review. Untuk sementara saat ini pakai menspad dan nyaman banget. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba... Senang sekali mba Riri berkenan mampir di sini. Setelah 2 bulan mencoba akhirnya saya kembali ke menspad juga mba. Minimal tetap menjaga bumi dengan mengurangi sampah pembalut ya mba...

      Hapus
  2. jujurnya saya masih belum berani mba pake ini :D..

    temen2ku sendiri udh banyak yg pake, dan mereka juga cerita awal2nya susah, namanya jug blm biasa.. tp lama kelamaan, malah udh ga pengen balik ke pembalut biasa, krn udh nyaman ama cup :D. mereka juga nyoba2 di awal dengan berbagai macam merk dan size. supaya tau mana yg paling cocok.. ntar lah, kalo udh siap mental, aku coba untuk belajar pake ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mba Fanny... Wah, temennya keren-keren lho mba... Memang betul harus mengumpulkan keberanian mba. Disarankan juga untuk berkunjung ke dokter kandungan dulu untuk mengetahui posisi rahim kita agar dapat menemukan ukuran yang tepat.

      Hapus
  3. Salut sama mba'nya, jujur saya belum berani pake ini. Padahal menjaga lingkungan untuk keberlangsungan hidup anak cucu juga menjadi tujuan saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat mba Ria... Kalau belum berani pakai menscup, kita bisa pakai menspad dulu. Minimal kita mengurangi penggunaan pembalut sekali pakai ;)

      Hapus
  4. Seneng mampir kesini, jadi dapat referensi yang murah. Well noted merk aneer ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mba Ruli Retno... Jangan lupa konsultasi dan periksa posisi rahim di dokter kandungan agar bisa menemukan ukuran yang tepat ya...

      Hapus
  5. Aawww.....tahunya sdh dari jaman kapan, tapi entah kenapa masih berasa takut. Btw thx ya mbk dah ngereview merk aneer... Kudu kumpulin keberanian dlu keknya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mba Lya.. Keberaniannya harus punya ratusan lapis mba, hihihi... Kalau punya budget berlebih sebaiknya langsung beli yang merk bagus seperti organicup mba. Dan disarankan konsultasi dan periksa posisi rahim ke dokter kandungan sebelum memilih merk dan ukuran menscup yang tepat. Good luck.

      Hapus
  6. Saya udah 1 tahun 3 bulan pakai merk aneer. Sebenarnya susahnya cuma di awal aja, kalau udah biasa proses pasang, buang, pasangnya sebentar. Saya sendiri butuh sampai 3-4 kali siklus haid sampai bisa nyaman. Saya itu males nyuci pembalut kain sementara pakai menscup dibersihkannya gampang, gak pakai kucek. Nanti kalau ada budget mau coba merk yang lain seperti organicup atau gcup.

    BalasHapus