Kecantikan menjadi idaman setiap wanita di dunia. Untuk meraih kecantikan menurut standar masyarakat, banyak perempuan yang rela menghabiskan jutaan rupiah dan berjam-jam di klinik kecantikan untuk melakukan rangkaian perawatan kecantikan. Bikin kulit kinclong jadi putih atau justru tanning, dan jadi coklat eksotis. Bikin wajah dan badan curvy, bahkan banyak yang tak segan melakukan berbagai filler, suntuk botox atau tindakan operasi plastik untuk mendapatkan label cantik.

Foto: Kara Danvers - www.unsplash.com


Skincare dan Make Up

Seakan itu semua belum cukup, belanja skincare Korea dengan puluhan tahapan apply skincare pun dijalani. Mulai dari cleanser, toner, mousturizer, dan berbagai serum, serta masker digunakan untuk merawat kesehatan dan membuat kulit lembut dan kenyal bak kulit bayi. Dewy look saat bareface di pagi hari pasti dahsyat sekali.


Masih kurang? Don't worry... Ada make up dari berbagai brand make up kenamaan yang bisa digunakan. Mau natural look atau bold bisa disesuaikan. Tergantung budget yang tersedia dan tentunya skill make up kita.


Kalau temen-temen nggak bisa dandan, jangan khawatir... Ingat, kita hidup sebagai generasi Z di industri 4.0. Teknologi sudah sangat maju. Cukup gunakan smartphone, wajah kusut kita bisa kinclong layaknya Bae Suzy. Nggak hanya bikin wajah kita flawless, aplikasi edit foto di handphone bisa membuat kita yang tanpa make up bisa full make up. Tampilan make upnya bisa disesuaikan sesuka hati. Mau lipstick warna apa? Maroon, coral, pink, atau bahkan hitam cukup 'klik' saja maka keajaiban pun terjadi.


Banyak yang bilang kalau filter handphone merupakan hal yang wajar dan anggap saja seperti low budget make up. Nggak perlu beli skincare dan make up mahal, apalagi keahlian make up. Cukup memencet tombol ajaib makah perubahan nyata pun terjadi.


Foto: Phuong Nguyen - www.unsplash.com



Filter Aplikasi Membohongi Diri Sendiri?

Tapi, apakah ini berarti filter aplikasi bisa membuat kita merasakan kebahagiaan sejati? Atau apakah ini artinya kita membohongi diri sendiri? Tentu hanya kita yang dapat menjawabnya.


Namun, jujur saja ya, sudut pandang saya terhadap filter kecantikan ini berubah sejak saya menjadi seorang konten kreator yang dituntut untuk menampilkan wajah di media sosial. Saat kita bekerja sebagai citra sebuah produk, maka penampilan menjadi syarat wajar. Setidaknya audience harus nyaman melihat wajah kita khan... Oleh karena itu kita harus berdandan.

Merawat diri dengan skincare? Tentu saja.
Perawatan di klinik kecantikan? Boleh banget. Kalau ada budget.
Pakai filter kamera? Bukan dosa kok..

Kalau mereka saja boleh mempercantik diri dengan filler, botox, oplas, ataupun make up? Kenapa kita nggak boleh pakai filter? Toh tidak ada yang dirugikan. Yang penting... Filter yang dipakai secukupknya dan sewajarnya saja ya. Jangan sampai kita di dunia nyata beda 180 derajat dari kita di media sosial.

Last but not least... Bagaimanapun, kecantikan kita harus terpancar dari dalam. Dengan menjadi seorang perempuan kompeten, profesional, dan mau selalu belajar, maka kepercayaan diri kita akan meningkat. Dengan begitu, aura kecantikan kita juga makin terpancar. Semoga saja sih, dengan begini makin banyak tawaran kerjasama ya, hihihi... Aaamiiin....

Semoga ya, insyaAllah rejeki halalan thoyyiban mubarokan...


Bagaimana pendapat teman-teman? Tulis di kolom komen ya... 



Salam Hangat,
sapamama

0 Komentar