Bagi kami yang tumbuh di tahun 90-an, pilihan tontonan di televisi kala itu sangat terbatas. Tidak ada tayangan khusus untuk anak seperti sekarang. Salah satu jenis tayangan yang kerap muncul adalah film India (viva Bollywood! hehehe...)


Saat saya duduk di bangku kelas 6 SD, ada sebuah ingatan tentang film India yang sangat melekat. Tepatnya pada sebuah adegan di mana ada ibu tua kehilangan jari-jarinya secara tiba-tiba, seperti kayu rapuh yang patah begitu saja. Tidak ada darah, namun sangat menengangkan menyaksikannya. Masih di dalam film tersebut, dikatakan bahwa penyakit yang menjangkit ibu tua tersebut adalah kusta.

 

Beberapa tahun kemudian ketika saya kelas sudah duduk di kelas 3 SMA, mbah saya, kakak perempuan dari eyang kakung saya mengalami sakit kulit, yang kabarnya merupakan kusta. Tentu saya kaget mendengarnya, ingatan saya langsung meluncur pada film India yang saya tonton saat SD, bagaimana penderita kusta kehilangan jari-jari tangannya. Jujur saja saya takut tertular. Saya mengurangi interaksi dengan beliau, dan kebetulan karena saya kuliah di kota lain maka saya jadi jarang bertemu.

 

Alhamdulillah mbah saya bisa sembuh, mungkin karena ditangani sejak dini dan memperoleh pengobatan yang tepat. Namun, perasaan tak enak masih menghantui saya, bagaimana saya menjaga jarak dengan beliau, membuat saya merasa bersalah.

 

Saya merasa bahwa hal itu sebetulnya tak perlu terjadi jika kita memahami apa itu penyakit kusta.




Pada hari Senin, 19 April 2020 saya ikut menyaksikan talkshow yang diadakan oleh KBR di kanal YouTube BERITA KBR. Acara bertajuk Ruang Publik tersebut mengangkat isu tentang kusta, yaitu Melihat Potret Kusta di Indonesia. Narasumber yang dihadirkan adalah dr. Udeng DamanTechnical Advisor Program Pengendalian Kusta NLR Indonesia dan Monika SIntaTeam Leader CSR PT. United Tractors.

 

Apa Itu Kusta?

Dalam banyak kepercayaan, kusta dianggap sebagai penyakit yang disebabkan oleh guna-guna atau kutukan. Namun sebetulnya, kusta, biasa disebut juga dengan lepra, adalah penyakit menular menahun yang disebabkan kuman kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit ini biasanya menyerang kulit, syaraf tepi, dan jaringan tubuh yang lain, kecuali otak.

Kusta dapat disembuhkan tanpa cacat jika cepat diketahui dan berobat sejak dini dan teratur.

 

Ada dua jenis kusta:

Kusta basah (Pausi Basiler)

Kusta kering (Multi Basiler)

 

Secara umum, gejala awal penyakit kusta adalah bercak putih seperti panu atau kemerahan pada kulit, mati rasa, tidak gatal, dan tidak sakit. Sedangkan gejala lanjutan kusta adalah ditandai adanya kecacatan, seperti:

Mata: tidak bisa menutup, bahkan sampai buta.

Tangan: mati rasa pada telapak tangan, jari-jari kriting, memendek, putus-putus, dan semper.

Kaki: mati rasa pada telapak kaki, jari kiting, memendek, putus-putus, semper.

 


Terjadinya cacat pada penderita kusta disebabkan karena kuman kusta yang menyerang syaraf, pada pasien kusta yang terlambat ditemukan dan terlambat diobati.


Apakah Kusta Dapat Menular?

Betul bahwa kusta bisa menular, namun kusta tidak mudah ditularkan. Hmmm.... Apa maksudnya ya?

Menurut data dari Kemenkes RI ada 3 fakta tentang penularan kusta.

  • 95% penduduk Indonesia yang memiliki kekebalan alamiah terhadap kusta sehingga tidak dapat tertular
  • 3% penduduk Indonesia bisa tertular tapi bisa sembuh sendiri
  • Hanya 2% yang bisa tertular kusta dan memerlukan pengobatan


Jadi penularan kusta terjadi karena penderita kusta tidak langsung diobati sehingga menular pada orang yang memiliki kontak langsung dalam jangka waktu lama melalui pernapasan. Oleh karena itu, ketika ada anggota keluarga yang memiliki gejala awal kusta sebaiknya segera diperiksa dan diobati untuk mencegah penularan.


Ketika penderita kusta yang menunjukkan gejala awal segera diobati, maka proses penyembuhannya akan membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan penderita yang sudah menunjukkan gejala lanjutan kusta.

 

Cara Pencegahan Kusta dan Cacat Kusta

Imunisasi BCG pada bayi dapat mengurangi kemungkinan terkena kusta

Segera periksa ke Puskesmas jika menemukan bercak putih mati rasa pada kulit

Cacat kusta bisa dicegah degan minum obat dan periksa secara teratur

Pemberian obat pencegahan kusta dengan prosedur -> Metode tambahan untuk mempercepat pemutusan penularan.

 

Sebaran kasus kusta di Indonesia berdasar data Kemenkes RI 2021


Hingga saat ini, Indonesia menduduki peringkat ketiga kasus kusta terbanyak di dunia di bawah India dan Brazil. Beberapa penyebab kusta masih ada di Indonesia antara lain:

Karena penemuan dini tidak Adekuat, yaitu:

- Cakupan, kualitas, serta alat diagnosa yang masih kurang.

- Transmisi kusta telah berjalan sebelum timbulnya gejala klinis.

 




Tujuan utama dari pengobatan kusta adalah untuk:

  • Memutuskan mata rantai penularan
  • Menyembuhkan penderita
  • Mencegah kecacatan baru atau menjadi lebih berat

 

Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan kusta:

  • Penemuan dan pengobatan secara dini
  • Kepatuhan penderita untuk berobat teratur
  • Dukungan keluarga dan masyarakat sekitar
  • Ketrampilan petugas dalam upaya pencegahan kecacatan

 

Kesempatan Kerja Untuk Penyandang Disabilitas

Ketika kusta tak segera diobati, kecacatan merupakan konsekuansi yang harus diterima oleh penderitanya. Kehidupan baru sebagai penyandang disabilitas tentu bukan perkara mudah. Namun, bukan berarti pula bahwa kehidupan akan berakhir. PT. United Tractors merupakan salah satu perusahaan yang memberikan angin segar pada penyandang disabilitas.

 

Sesuai dengan anjuran UU No.8 tahun 2016, mereka menyediakan 1% kursi di perusahaan untuk rekan-rekan penyandang disabilitas. Jadi, kesempatan bekerja juga diberikan kepada penyandang disabilitas, selama ia memiliki potensi, daya saing, kemampuan teknis dan soft skills untuk berkarir di perusahaan.

 

Di Mana Kita Bisa Memperoleh Info Tentang Isu Menarik?

Menarik sekali ya pembahasan di atas. Nah, untuk lebih jelasnya teman-teman bisa berkunjung ke kanal YouTube BERITA KBR. Kita juga bisa mengikuti akunmedia sosial KBR di instagram @kbr.id, twitter @beritaKBR, fanspage Kantor berita Radio-KBR, dan podcast KBR Prime.

 

Berikut ini tautan talkshow Melihat Potret Kusta di Indonesia ya... Bisa menambah wawasan kita, cocok untuk teman santai dan ngopi.


Selamat belajar.


Kusta bukan kutukan, kusta bisa disembuhkan

 

 

Salam Hangat,

sapamama

13 Komentar

  1. Hm gejalanya kecatatan ya, dan beda2 setiap indra ya mba.
    Jadi penasaran lihat lengkapnya "Melihat Potret Kusta di Indonesia" via Youtube. Otw...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuss merapat di kanal youtube mba. Satu jam kerada cepet karena seru

      Hapus
  2. Dnger penyakit kusta aja bnyak bkin orang takut dan menghindari karena bisa mengakibatkan kecacatan tapi ternyata semua itu bisa kita cegah sejak awal ya ka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak. Disebutkan juga kalau kusta ini bisa menular tapi tidak mudah ditularkan

      Hapus
  3. Saya pernah punya tetangga yang gejala nya mirip seperti di gambar, ternyata ini namanya kusta ya, makasih kak infonya

    BalasHapus
  4. Iya, ya. Padahal kusta sekarang bisa disembuhkan asalkan waspada dan disiplin. Semoga Indonesia segera bebas kusta.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.... Semakin cepat diperiksa, semakin cepat sembunya. Insya Allah.

      Hapus
  5. Wawasan ini semoga membuat kita tambah paham dan bisa bertoleransi lebih baik lagi ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.... Semangat membagikan informasi yang tepat tentang kusta

      Hapus
  6. Pernah denger tentang kusta dan mengerikan banget efeknya kalau dibiarkan. Jari-jari bisa mreteli alias putus. Haduh, jangan sampai deh kita terkena kusta dan sosialisasi kayak gini emang penting kak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mam. Kalau tidak segera diobati memang bisa mreteli krn udah kebas alias ngga berasa apa2

      Hapus
  7. Penularan kumannya darimana ya ka. Serem bgt kusta ini jadi mempengaruhi mental psikis jg

    BalasHapus