Pada hari Jum'at, 6 September 2019 telah diadakan Focus Group Discussion (FDG) dengan tema Kesiapan Infrastruktur Transportasi Kaitannya dengan Konektivitas Joglosemar. Acara ini diselenggarakan di Stasiun Kereta Api Bandara Internasional Adi Soemarmo, Boyolali dan diadakan sejak pukul 14.00-16.00 WIB.

Kehadiran Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Bapak Budi Karya Sumadi sebagai keynote speaker dalam acara ini tentu sangat dinantikan. Selain itu hadir pula Dirjen Perhubungan Darat, Direktur Prasarana Perkeretaapian, Dirut PT. KAI, Direktur Operasional Angkasa Pura I, Akademisi dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dan Pemimpin Redaksi SOLOPOS sebagai narasumber dalam forum diskusi ini.


Di masa lalu kereta api merupakan satu-satunya moda transportasi utama dalam mobilitas masyarakat untuk bepergian ke tempat yang jauh dan dengan tempo waktu yang cepat. Di masa kini, baik di negara maju maupun negara berkembang juga masih menggunakan kereta api sebagai alternatif transportasi yang cepat dan ekonomis. Dan di masa depan, akan semakin banyak inovasi yang akan muncul di dalam dunia perkeretaapian, tentunya pada sisi desain dan teknologi sehingga waktu tempuh yang digunakan untuk berkendara pun akan semakin efektif dan singkat, tak jauh berbeda jika kita bepergian dengan menggunakan pesawat terbang.

Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, di Indonesia khususunya pulau Jawa telah terdapat banyak jalur kereta api. Namun pada masa kini banyak dari jalur kereta api tersebut yang berstatus non aktif dan beralih fungsi.
Jalur Kereta Api Non Aktif di Indonesia - Sumber : PT. KAI
Saat ini pemerintah sedang mempersiapkan Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 tahun 2018 tentang perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. 

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2030 - Sumber : PT.KAI
Dalam rencana ini wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta akan berperan sebagai pusat konektivitas transportasi. Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang) merupakan jantungnya Jawa Tengah sehingga dengan terkoneksinya ketiga kota ini terutama di bidang transportasi KA akan semakin menggeliatkan perekonomian dan daya saing kota dan masyarakatnya.

Kebutuhan Jaringan Pelayanan Perkotaan - Sumber  PT.KAI
Reaktivasi sejumlah stasiun akan dilakukan guna menghidupkan kembali jalur KA sehingga setiap kota di Jawa Tengah - DIY dapat terkoneksi dan hal ini sangat mendukung perekonomian nasional. Dengan mengoptimalkan transportasi KA, maka kita dapat mengurangi beban jalan raya dan pengelolaan transportasi lebih terstruktur dan terpadu (one management di bawah PT.KAI).

Diskusi utama dalam FGD Kesiapan Infrastruktur Transportasi Kaitannya dengan Konektivitas Joglosemar ini adalah membahas mengenai progres pembangunan infrastruktur transportasi diantaranya KA Solo Balapan - Bandara Adi Soemarmo serta revitalisasi Terminal Tipe A Tirtonadi.

Saat ini BIAS merupakan bandara yang banyak melayani penerbangan umroh dan haji. Dengan pengaktifan jalur tol Semarang-Kertosono dan dengan dibangunnya Bandara Internasional Kulon Progo (YIA) tentu memiliki potensi cerah bagi peningkatan pax penerbangan di BIAS sehingga konektivitas antar kota dan bandara tentu menjadi suatu keharusan.

Peningkatan penumpang potensial datang dari wilayah Jawa Timur bagian Barat (Ngawi, Pacitan, Magetan, Ponorogo), juga dari kota Salatiga dan Ungaran. Dukungan moda transportasi massal dapat diperoleh dari armada Bus (Damri & Batik Solo Trans) dan juga KA Bandara.

Rencananya, KA Bandara ini akan menghubungkan dua Bandara, yaitu Bandara Internasional Adi Soemarmo (SOC) dan Bandara Internasional Adi Soetjipto (JOG). Harapannya, kelak KA bandra juga dapat terkoneksi dengan Bandara Internasional Kulon Progo (YIA).


Pembangunan Stasiun KA Bandara BIAS - Sumber : www.skyscrapercity.com
Saat ini progres pembangunan stasiun KA Bandara Udara Adi Sumarmo (BIAS) sudah mencapai 95%. Jarak antara stasiun KA Solo Balapan - Stasiun KA BIAS adalah 13,5km dan akan ditempuh selama sekita 20 menit jika menggunakan KA. Hal tersebut tentunya menjadi angin segar bagi calon penumpang di BIAS karena dapat mencapai bandara dengan waktu yang lebih presisi dan dengan durasi yang lebih cepat dibanding jika harus berkendara menggunakan transportasi di jalan raya (kendaraan pribadi, transportasi umum ataupun transportasi online).

Tampak Atas Peron KA Bandara di Stasiun Balapan - Sumber : Wisnu Suryanto


Progres Pembangunan Peron KA Bandara BIAS di Solo Balapan - sapamama
Rencana KA Bandra BIAS - Sumber : PT KAI
Bagi penumpang dari wilayah luar kota Surakarta pun dapat berbahagia. Rencana konektivitas ini bersifat luas. Masyarakat di wilayah ekskaresidenan Surakarta akan mendapatkan moda transportasi berupa armada bus BRT yang akan terkoneksi dengan masing-masing kota kabupaten. Jadi, walaupun menggunakan transportasi umum (bus), akan sangat mudah untuk mencapai BIAS. Terminal Tirtonadi terkoneksi secara langsung dengan Stasiun KA Solo Balapan dengan fasilitas Sky Bridge. Jembatan penghubung ini dapat diakses oleh penumpang dari Terminal Tirtonadi ke Stasiun KA Solo Balapan dan sebaliknya yang kemudian terhubung ke BIAS menggunakan transportasi KA bandara BIAS.
Rencana KA BIAS - Sumber : PT KAI
Rencananya, bulan November 2019 KA Bandara Internasional Adi Soemarmo akan mulai dioperasikan dengan jumlah sarana sebanyak 1(satu) trainset. Tarif promo yang diberlakukan adalah sebesar Rp 15.000;. Jumlah trainset akan di tambah di akhir tahun 2020 menjadi sebanyak 2(dua) trainset.

Tujuan utama adanya aglomerasi transportasi ini adalah untuk mengurangi penggunaan transportasi pribadi sehingga masyarakat dapat beraktivitas dengan menggunakan transportasi massal sehingga dapat mengurangi kemacetan. Semoga harga normal tiket KA BIAS juga ramah bagi masyarakat sehingga tujuan awal agomerasi transportasi ini dapat tercapai.

Tak lupa harapan pribadi saya adalah pemerintah juga memperhatikan pembangunan kualitas jalan raya dan pembangunan jalan dilengkapi dengan jalur pedestrian sehingga dapat meningkatkan kualitas kenyamanan bagi para pejalan kaki. 


Salam Hangat,
sapamama







0 Komentar