Siapa tak kenal nastar, kue kering ini menjadi primadona di setiap momen hari raya. Sebetulnya saya bukanlah pecita nastar, namun karena tahun ini memiliki banyak waktu luang dan sumber daya yang membantu, akhirnya diputuskan untuk membuat nastar untuk melengkapi kudapan untuk mempercantik ruang tamu kami. Selain nastar saya juga menyempatkan diri untuk membuat kastengels dan sagu keju. Semua resep saya ambil dari web favorit saya, Just Try and Taste milik mba Endang. Namun untuk resep pada nastar saya modifikasi sesua ketersediaan bahan. Dan siapa sangka bahwa resep hasil gubahan itu menjadi primadona. Bahkan saya yang bukan pecinta nastar pun tak bisa berhenti memakannya, hahaha.


Resep Nastar Keju Ngeprul sapamama.com
terinspirasi dan dimodifikasi dari web JTT

Bahan:
- 200 gram mentega
- 300 gram margarin 
- 60 gram gula halus
- 6 butir kuning telur
- 2 sendok teh ekstrak vanilli
- 50 gram keju Edam parut
- 50 gram keju kraft cheddar parut
- 560 gram tepung terigu protein sedang
- 100 gram tepung garut/sagu
- 100 gram susu bubuk

Bahan isi:
- 500 gram selai nanas untuk nastar

Bahan olesan (aduk jadi satu):
- 4 butir kuning telur
- 2 sendok teh minyak goreng
- 2 sendok teh air


Cara Membuat :
Siapkan loyang datar untuk memanggang kue kering, alasi permukaan loyang dengan kertas baking (saya pakai silpat). sisihkan.
Silpat : Campuran 1 sdm minyak goreng, 1 sdm mentega dan 1 sdm tepung untuk alas memanggang. Praktis digunakan. Saya dapat tips ini dari JTT.

Siapkan mangkuk, masukkan tepung terigu, tepung garut/sagu, dan susu bubuk, aduk rata. Sisihkan. 

Bentuk selai nastar menjadi butiran kecil (idealnya 2-3 gram, tapi saya buat sesuai feeling). Agar tidak lengket di tangan, masukkan selai kedalam kulkas agar teksturnya keras, atau olesi ujung jemari tangan dengan margarin. Sisihkan.

Siapkan mangkuk, masukkan mentega, margarin, gula halus dan ekstrak vanili, kocok dengan mikser speed sedang sebentar saja hanya agar lembut dan adonan tercampur baik. Masukkan kuning telur satu persatu. Kocok hingga tercampur baik. 

Masukkan keju parut, kocok dengan mikser hingga tercampur baik. Matikan mikser. Masukkan campuran tepung dengan cara diayak langsung diatas adonan dalam beberapa tahapan. Aduk perlahan dengan spatula hingga tercampur rata. Jangan over mixing! Cek adonan dengan menyentuhnya menggunakan jemari tangan, adonan sebaiknya tidak terlalu lembek atau lengket. Jika lengket tambahkan 1 - 2 sendok makan tepung terigu. 


Bentuk bulat adonan di permukaan telapak tangan, gepengkan dan beri sebuah bulatan selai. Gelindingkan adonan di telapak tangan hingga benar-benar bulat mulus tidak ada retakan. Jika ada retakan maka nastar ketika dipanggang akan pecah-pecah permukaannya (terbukti banyak nastar saya yang agak retak walau tetap lezat). Tata kue diatas loyang yang telah dialasi dengan silpat. Beri jarak antar kue, jangan terlalu berdekatan. 


Panggang di oven suhu 150'C yang telah dipanaskan + 15 menit sebelumnya selama + 15 menit atau 3/4 matang. Keluarkan loyang dari oven, diamkan hingga kue agak mendingin, olesi permukaan kue dengan bahan pengoles hingga rata (namun saya olesi bahan olesan sebelum dipanggang, jangan ditiru ya). Taburi keju parut (jika masih ada). Panggang kembali kue hingga matang kuning kecoklatan, +15 menit. Biarkan kue mendingin kemudian dinginkan hingga dingin sempurna sebelum dimasukkan ke dalam stoples kedap udara.

Note: Saya menggunakan oven tangkring, saya pernah membaca tips di salah satu laman daring internet bahwa jika saat kita membuka pintu oven suhunya terasa panas, maka perkiraan suhunya ada di 160'C, dan jika suhu sudah terasa panas menyengat, berarti suhunya mencapai 180'C (cmiiw ya, lupa-lupa ingat dan sudah menyatu dalam tubuh melaui feeling)



Kami menghasilkan 1 toples tanggung 350gr dan 3 toples mungil 150gr (ini kira-kira aja ya, hehehe). Karena hasilnya sukses ngeprul dan lezat saya sampai lupa menghitung berapa biji total nastarnya. Terima kasih pada mama saya yang sudah membuatkan selai nanas homemade, tanpa selai ini, nastar tidak akan sempurna.


Selamat mencoba.


Salam hangat,
sapamama

1 Komentar