Atomic Habit

(Why Small Habit Make a Big Different)

 

Di awal pandemi, saya mengikuti kelas diet. Ddalam kelas itu dijelaskan bahwa penambahan berat badan kita tidak mendadak. Itu adalah penambahan lemak yang terkumpul selama bertahun-tahun yang akhirnya membentuk tubuh kita sehingga memiliki berat badan berlebih, bahkan obesitas.

Untuk menurunkan beratnya, tidak bisa seketika. Dibutuhkan proses yang juga sedikit demi sedikit. Memang ada suplemen, ada obat yang di klaim akan membantu menurunkan berat badan secara drastis.

Bisa berhasil. Namun akan ada dampak-dampak negatif yang mengintai kita di masa depan, terutama yang akan berpengaruh pada kinerja organ dalam kita.

Untuk dapat sukses menurunkan berat badan minim resiko maka jalan terbaik adalah merubah kebiasaan dan pola makan kita. Kita dapat memulainya dari yang paling mudah. Misalnya dengan meningkatkan konsumsi sayur, mengurangi karbohidrat, dan berolah raga secara teratur.

Tapi sebaiknya perubahan yang dilakukan jangan terlalu kecil karena hal tersebut dapat memberikan kesempatan bagi kebiasaan buruk masuk dan menghambat perkembangan positif.

Berubah dengan irama yang tepat dan sesuai dengan kemampuan yang diyakini, serta konsistensi secara terus menerus akan membawa perubahan dalam diri kita.

Perubahan pada aktivitas harian kita ternyata dapat berpengaruh pada kehidupan kita 20 tahun yang akan datang. Waktu adalah batas antara kegagalan dan keberhasilan.

Kebiasaan merupakan pedang bermata dua, jika kebiasaan buruk yang tumbuh maka akan membawa kita pada kegagalan, sama halnya dengan kebiasaan baik yang akan membawa kita menuju kesuksesan apapun tujuan yang ingin kita raih.

Atomic Habit

(What Progress is Really Like)

Perjalanan diet penurunan berat badan saya gagal. Saya tidak mampu melewati fase penting saya. Ternyata untuk menciptakan perubahan dalam kebiasaan baik yang baru ditanamkan, kita harus melewati titik kritis kita dan membuka level baru kemampuan kita. Kesulitan dan kekecewaan kerap muncu di awal dan di tengah perjalanan kita.

Itulah yang terjadi pada saya. Saya lengah dan akhirnya kebablasan! Akhirnya segala bentuk kebiasaan baik rontok kembali menjadi kebiasaan lama.

Padahal, dibalik titik itu terdapat jalan lurus menuju tujuan saya.

Mengalami kesulitan saat membangun kebiasaan baik artinya kita kehilangan kemampuan berkembang. Ternyata bukan hanya saya karena hal ini sangat sering ditemukan. Hal ini disebabkan karena kita belum melewati tantangan dalam membangkitkan potensi terpendam kita.

Saat kita sudah mampu melewatinya, maka perubahan akan terjadi.

Menguasai suatu kemampuan baru membutuhkan kesabaran. Mungkin itu yang membuat hanya segelintir orang yang dapat mencapai kesuksesan.

Atomic Habit

(The Plateau of Latent Potential)

Seringkali kita berharap sesuatu dapat berubah dengan cepat. Padahal perubahan memerlukan waktu. Bahkan perlu waktu beberapa bulan, bahkan tahun untuk menyadari betapa berharganya proses yang telah kita lewati. Kita sering terjebak dalam lembah kekecewaan, merasa kit aberusaha tanpa hasil yang jelas. Padahal, tidak ada yang sia-sia kok. Hasil itu masih tersimpah dan menunggu waktu untuk berkembang.

Semua hal besar dimulai dari langkah kecil. Benih dari setiap kebiasaan adalah sebuah keputusan kecil. Tapi begitu keputusan itu berkembang, maka kebiasaan akan tumbuh semakin kuat.

Lembah kekecewaan telah mengalahkan saya untuk meraih tujuan. Dari sini dapat dipahami bahwa yang menentukan apakah kita bertahan dengan kebiasaan baik sehingga cukup untuk mengalahkan The Plateau of Latent Potential atau malah berkubanga dalam kegagalan adalah diri kita sendiri


Demikian Narasi dari sebagian kecil buku Atomic Habit karya James Clear. semoga bermanfaat. Sudahkah teman mama membaca bukunya?


Salam Hangat,

sapamama


0 Komentar